Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tirta Empul: Meresapi Keindahan Mata Air yang Bernilai Historis dan Spiritual

23 Juli 2011   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:26 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_124580" align="aligncenter" width="596" caption="Pantulan langit di Mata AIr, jernih NIan. Foto by Muassis Andang"][/caption] Bali memang bukan cuma keindahan pantainya yang bisa dinikmati. Tetapi juga keindahan budayanya, alam pedesaan, pegunungan, danaunya. Wuih, Bali memang keindahan yang tiada habisnya. [caption id="attachment_124583" align="aligncenter" width="596" caption="Mandi Mensucikan. Foto by Muassis Andang"]

13114237031307694699
13114237031307694699
[/caption] Salah satu keindahan tersebut ada di Tirta Empul, mata air suci yang begitu berlimpah. Letak mata air ini terdapat di kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar. Jadi lumayan jauh kalau ditempuh dari Kuta atau Denpasar. [caption id="attachment_124585" align="alignleft" width="300" caption="Naga Penjaga. Foto by Muassis Andang"]
131142394010370770
131142394010370770
[/caption] Disini kita bisa menyaksikan keindahan mata air yang begitu jernih. Berlimpah dan tiada habisnya. Begitu juga dengan pemandangan di sekitarnya, dengan kehijauan hutan, siluet gunung Batur dan gunung Agung. Sunguh lansekap yang indah sekali. Di lokasi mata air ini terdapat Pura Tirta Empul, istana Tampak Siring (istana Bung Karno di Bali), serta Pura Gunung Kawi. Tetapi saya dan suami hanya mampir di Tirta Empul saja. Soalnya yang istana bukan untuk dilihat publik. Kenapa ya? Berdasarkan info dari guide kami, konon, mata air di Tirta Empul ini adalah mata air yang diciptakan oleh Batara Indra dalam rangka menawarkan racun yang dibuat oleh seorang raja yang durjana, yaitu raja Mayadenawa. Raja ini sangat sakti, ketika berlari memasuki hutan, ia memiringkan telapak kakinya, untuk meninggalkan jejak. Kawasan hutan tersebut sekarang dikenal sebagai kawasan Tampak Siring (tampak = telapak, siring = miring). Di kawasan mata air ini, terlihat banyak sekali orang yang hendak mandi bersuci. Konon katanya bisa untuk menyembuhkan penyakit. [caption id="attachment_124586" align="alignleft" width="300" caption="Mejeng Berdua Suami"]
13114239991852161934
13114239991852161934
[/caption] Ada juga yang bilang bisa mengabulkan permohonan khusus dengan membuat sesajen diatas pancurannya. Tetapi di area tempat mata air keluar, dilarang membuang koin. Konon, katanya memang banyak sekali orang membuang koin untuk minta kaya. Yaelah, ada ada aja, maunya mensucikan diri kok ya sempet sempetnya minta kaya. Oh iya, sebelum memasuki area Pura, dimana lokasi mata airnya berada, turis yang datang diharuskan memakai ikatan kuning atau kain bagi yang pake celana pendek doank. Itu untuk menghormati Pura dan orang yang berdoa didalamnya. Dan didalamnya, memang terdapat sekelompok manusia yang sedang berdoa. Khusyuk dan tenang, tidak terganggu oleh turis yang lalu lalang (walau tidak boleh donk, jalan didepan orang yang berdoa). Ehmm, orang orang yang khusyu'  berdoa, selalu terlihat indah dan damai. Ya sudah, Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun