Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Cina, Kaisar Budhis-Confucian Membangun Mesjid, Gubernur Muslim Membangun Vihara

9 April 2011   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_101080" align="aligncenter" width="447" caption="Relief Cheng Ho di Kuil SamPoKong Semarang. Foto by Ilyani"][/caption] Ini sebenarnya oleh-oleh kisah ketika jalan-jalan ke kuil Sam Po Kong di Semarang. Tadinya sih sebenarnya mau ke Karimun Jawa. Tetapi karena cuaca jelek, akhirnya saya dan suami jalan-jalan saja ke seputeran Semarang.

Tempat pertama yang kami kunjungi ya kuil ini. Kuil SamPoKong yang dipersembahkan bagi Laksamana Cheng Ho. Walaupun kuil ini terbuka sebagai tempat wisata, tetapi tetap ada bangunan khusus bagi yang hendak beribadah atau memasang hio di altar, atau bahkan yang hendak menanyakan nasibnya.

Kuil ini lumayan luas. Berbentuk bangunan khas Cina. Dan didepan bangunan, terdapat patung Cheng Ho yang gagah. Di dinding bagian belakang kuil terdapat relief kisah Laksamana Cheng Ho ketika tiba di pulau Jawa.

Kenapa kuil ini dipersembahkan bagi Laksamana Cheng Ho? Bukankah beliau adalah seorang Cina Muslim? Nah itulah sisi menariknya Cheng Ho.Dan lebih jauh lagi hubungan Cheng Ho yang muslim dengan Kaisar Yong Le yang Budhis-Konfucian.

Kalo dirunut sejarahnya, ekspedisi Laksamana Cheng Ho datang ke pulau Jawa pada awal abad 15. Beliau adalah utusan khusus Kaisar Yong Le untuk memimpin ekspedisi laut terbesar sepanjang sejarah (NGC atau BBC Knowledgeberkali-kali memuat documenter betapa besar dan megahnya ekspedisi ini).

Bukan hanya menjalin persahabatan dengan negara-negara yang dikunjungi, tetapi armada Cheng Ho juga berhasil membasmi perompak di sepanjang selat Malaka dan perairan lainnya. Selain itu, Cheng Ho juga mendirikan banyak masjid, kuil dan altar di sepanjang lokasi yang dikunjunginya.

[caption id="attachment_167432" align="aligncenter" width="614" caption="Zeng He/Cheng Ho Mendamaikan Perang di Jawa. Foto by MUassis"][/caption] Konon, kuil SamPoKong ini adalah salah satu yang dibangun oleh Cheng Ho. Kalau masjid biasanya karena kebutuhan ibadah bagi Cheng Ho yang muslim, juga bagi sebagian pasukan, penulisnya dan lainnya yang juga muslim dari Cina.

[caption id="attachment_167433" align="alignleft" width="300" caption="Beduk sebelum Azan, diserap dari kebudayaan China. Foto by Muassis"]

13280002361248012548
13280002361248012548
[/caption] Yang menarik, seorang ahli sejarah, Tan Ta Seng menulis untuk disertasi doktornya, bahwa Cheng Ho adalah penyebar Islam dari China ke Nusantara. Pengaruh Cheng Ho bagi budaya Islam di Nusantara memang tampak dari pakaian koko, beduk untuk sholat dan buka puasa, dan budaya tari-tarian di pesisir Cirebon dan Betawi, hingga ke semenanjung Malaysia dan Sumatera.

Sayyid Ajall Syamsuddin, Kakek Laksamana Cheng Ho

Nah, terkait dengan judul yang saya buat diatas, hubungan Kaisar Yongle (1402 - 1424 M) dengan komunitas muslim di Cina memang sangat kuat .

Karena ketika ayah Kaisar Yong Le (Zu Yuan Zhang) mengambil kekuasaan dari Dinasti Yuan (bangsa Mongol), ayahnya dibantu oleh seorang Jenderal Muslim (yang memimpin perlawanan komunitas Muslim). Zu Yuan Zhang mendirikan dinasti Ming dan bergelar Hongwu.

Oleh karena itu, maka tak heran jika sang Kaisar (Hongwu dan Yongle) menitahkan pembangunan masjid, baik di Nanjing, Yunnan, Guangdong dan Fujian.

Bahkan di masjid-mesjid tersebut, sang Kaisar menulis pujian kepada Nabi SAW sebagai berikut: 'Nabi yang sangat arif, penuh cinta dan kebaikan….Semoga dia memberikan kita kedamaian abadi. Sang pendiri agama ini mengembangkan kedua tangannya untuk menolong semua orang, menyelamatkan kita dari penderitaan, mengusir roh jahat, dan menundukkan dewa-dewa….'(sumber: Cheng Ho , oleh Tan Ta Seng)

Sementara itu, siapa Gubernur muslim yang mendirikan vihara atau kuil? Gubernur itu tak lain adalah kakek Laksamana Cheng Ho yang bernama Sayyid Ajall Syamsuddin (ket:Sayyid menunjukkan bahwa beliau adalah keturunan rasulullah SAW). Jadi Cheng Ho sendiri adalah peranakan Arab-Cina yang lama menetap di Cina sejak zaman dinasti Song.

Ketika Sayyid Ajall menjadi gubernur di Yunnan (pada masa pemerintahan Mongol/Dinasti Yuan), beliau sangat dicintai oleh masyarakatnya, karena kebijakannya dalam hal penurunan pajak, memelihara penduduk terlantar dan lansia, membangun sekolah sekolah dan irigasi. Dia juga membangun pusat pendidikan Buddha-Confucian, beserta kuil dan viharanya. Pusat pendidikan Buddha-Confucian ini merupakan pusat pendidikan agama pertama yang ada di provinsi Yunnan ketika itu(sumber: Cheng Ho , oleh Tan Ta Seng).

Ehmmm, saya menulis ini, sekali lagi ingin menunjukkan bahwa peradaban (agama adalah pembentuk peradaban mayor, yang lainnya masuk dalam kategori peradaban ‘minor’) itu bukan saling ‘berantem’ seperti di sebut oleh Samuel Huttington. Tetapi peradaban itu saling menyerap dan memperkuat.  Seperti ditunjukkan oleh Cheng Ho dalam ekspedisi lautnya yang spektakuler. Beliau sangat menjunjung tinggi perbedaan agama dari setiap wilayah yang dikunjunginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun