3. Mengembangkan energi alternatif di daerah-daerah yang belum disuplai arus listrik. Ini bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi, sehingga beban pengadaan listrik bagi PLN berkurang
4. Pembenahan SDM dan manajemen di tubuh PLN. Baru saja saya membaca tadi, PLN sungguh merupakan BUMN yang berdarah-darah, karena kerugiannya mencapai Rp 29,6 Trilyun! Bagaimana bisa bergerak perusahaan seperti ini ya? Kecuali jika melakukan upaya pembenahan yang sangat signifikan dengan CEO yang benar-benar jago. Seperti Jonan di PT. KAI, dari rugi milyaran, dalam setahun langsung meraih untung milyaran rupiah.
Ini benar-benar PR bagi presiden terpilih kelak. Yang dihadapi bukan saja sisi teknis masalah pembangunan pembangkit, seretnya keuangan, tetapi juga sisi sosial, masalah otonomi daerah dan seterusnya, karena demo-demo masyarakat menolak pembangunan pembangkit ini. Seperti di Bali, pembangkit berbasis panas bumi tidak dapat dibangun karena penolakan masyarakat adat.
Ya sudah, gitu saja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H