Akhirnya pendamping pak Ahok bukanlah Dian Satro, ataupun bu Sarwo, apalagi pak Boy ro, tetapi ternyata pak Djarot Syaiful Hidayat. PDIP secara resmi memang telah mengusulkan pak Djarot sebagai wakil gubernur Ahok, sesuai dengan permintaan Ahok.
Wah, kalau menurut saya, tidak salah pak Ahok milih pak Djarot. Jadi inget, dulu saya pernah assesment pelayanan publik bekerjasama dengan kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara ke Blitar. Pak Djarot emang pernah jadi Walikota di Blitar tahun 2000-2010. Dan ketika saya dateng ngider itu (saya lupa banget tahunnya, yang jelas periode kedua pak Djarot), Blitar menjadi nominasi pelayanan publik terbaik. Kami datang (dengan tim dari KemenPAN) untuk survei lebih lanjut.
Tentu ketika itu saya sangat terkesan dengan visi seorang walikota dan perubahan apa yang memang telah beliau perbuat. Diantaranya adalah kebijakan yang tidak mengijinkan pendirian mall di kotanya. Bukan hanya mall, tetapi juga beliau tidak mengijinkan adanya gedung-gedung mewah disini. Kemudian penataan ribuan pedagang kaki lima yang tadinya begitu kumuh, kini bisa berjualan dengan tertib, rapi dan bersih di area alun-alun dan area lainnya yang disiapkan pemkot dengan baik.
Begitu juga dengan rumah-rumah tidak layak di Blitar, yang berbilik bambu bolong bolong pula, berlantai tanah, beratap nyaris rubuh, didanai oleh pemkot untuk diperbaiki menjadi permanen. Ini didukung oleh gotong royong masyarakat yang gembira tempat berteduh mereka dibuat menjadi layak.
Birokrasi yang lamban dan korup juga beliau benahi. Ratusan jabatan yang tidak efisien dipangkas. Makanya pelayanan publiknya pun semakin baik dan memuaskan, salah satunya dengan menjadi kota terbaik dalam hal perijinan usaha oleh KPPOD Award.
Tidak heran, berbagai penghargaan pun diraih Blitar semasa beliau, dari Adipura, Otonomi Award, Pro-Poor Award (sebagai daerah terbaik dalam pennggulangan kemiskinan) dari pemprov Jatim, bahkan pada tahun 2009, Blitar menjadi kota dengan Indeks Pembangunan Manusia Terbaik se-Jatim.
Blitar juga menjadi kota terbaik se-Indonesia dalam Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang Berkelanjutan dari Kemen PU bekerjasama dengan Metro TV (2009). Dan menjadi kota pionir percepatan pembangunan sanitasi pemukiman di Indonesia oleh Bappenas dan Kemen-PU.
Dan saya harap tentu pak Djarot gak berubah. Tetap peduli dengan sungguh-sungguh terhadap 'wong cilik', dan pembenahan Jakarta bisa semakin adil. Dan yang terpenting, tentu bisa bekerjasama secara sinergis dengan pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta.
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H