[caption id="attachment_403588" align="aligncenter" width="624" caption="Buah lokal. (KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)"][/caption]
Ternyata masyarakat Indonesia kurang suka buah dan sayur yak. Dari data Riskesdas 2013, ada 93,5% rakyat Indonesia yang kategorinya kurang buah dan sayur. Waduh, padahal buah dan sayur berlimpah di pasar. Kek sekarang nih, di mana-mana berlimpah rambutan. Empat ikat hanya Rp 10 ribu. Murah banget kan?
Memang, dianjurkan sehari itu makan sayur 5 porsi sementara buah 3 porsi. Wah banyak banget yak. Jika kurang, bisa jadi ini yang menjadi potret data riskesdas, di mana tingkat obesitas sudah tajam sekali naiknya, yaitu untuk perempuan mencapai 32,9%.
Nah, mengenai buah-buah ini, banyak yang mindset-nya buah impor tuh bagus banget. Keren, gizinya luar biasa. Padahal buah lokal Indonesia juga tak kalah bergizinya. Dan uniknya tuh di sini:
1. Buah lokal biasanya memiliki kulit yang tebal dibandingkan buah impor. Rata-rata buah impor tidak perlu dikupas kulitnya bisa langsung dimakan, seperti anggur, apel, dan pir.
Mengapa buah lokal berkulit tebal? Karena ini salah satu mekanisme perlindungan diri terhadap serangan hama dan penyakit. Indonesia merupakan negara yang memiliki spesies hama termasuk terbesar di dunia, dibandingkan negara 4 musim. Kondisi lembab Indonesia juga menyebabkan Indonesia berlimpah mikroba.
Makanya, kulit durian kudu tajam dan tebal kek gitu, ataupun rambutan dengan bulu-bulu merahnya, juga dengan semangka dan manggis yang buah dengan kulitnya tebelan kulitnya. Karena merupakan mekanisme perlindungan, ada zat-zat tertentu pada kulit buah tersebut yang tinggi antivirus ataupun antibakterinya. Seperti kulit manggis, mengandung antioksidan yang sangat tinggi, bersifat antivirus dan antibakteri.
Sementara buah impor, jika masuk ke Indonesia, bagaimana mekanismenya terhadap serangan mikroba? Apa ada perlakuan khusus seperti pengawet dan lain-lain?
2. Buah lokal memiliki musim tersendiri, tidak panen sepanjang tahun. Jadi ada musim rambutan, musim durian, musim manggis, mangga, jambu. Dan percayalah, di setiap musim buah ini, harganya bisa murah banget. Jadi jangan cari mangga di musim rambutan. Ya susah. Kalaupun ada, mungkin budi dayanya khusus dan harganya pun mahal pula.
[caption id="attachment_403522" align="aligncenter" width="370" caption="Musim Buah di Indonesia. Sumber: FP GPASI"]
3. Gizi pada buah lokal merupakan gizi yang unik disetiap buahnya, di setiap musimnya. Karena aktivitas manusia berbeda setiap harinya, dengan kondisi cuaca yang juga berbeda, maka kebutuhan manusia akan pangan juga bervariasi.