Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertaraf pada Ukuran Siapa?

28 Juli 2019   19:51 Diperbarui: 28 Juli 2019   20:53 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

menyenangkan diri banyak caranya. banyak pilihan yang bisa dipilih. tinggal memilih yang mana yang sekiranya dapat memuaskan hasrat kenikmatan kita atas diri yang telah ingin dimanja. dengan berjalan-jalan atau hanya berdiam diri dalam kamar. tak perlu ditemani. cukup menikmati kesendirian dan rasakan apa yang menjadi kurang dan lebh dirimu. memang bersama dan ditemani akan lebih menyenangkan. dan orang yang melihat tidak akan beprasangka kita teramat menyedihkan. tetapi jika demikian tak akan ada habisnya. diri sendiri menuntut diri untuk selalu sama seperti orang-orang. diri sendiri sellau menuntut diri untuk menjalani kehidupan yang bertaraf pada ukuran orang lain. 

padahal mereka pun tak pernah sepeduli itu terhadapmu. padahal mereka hanya mampu berkata dan menuntut. padahal mereka tak peduli tuh kamu menuruti maunya mereka atau tidak. yang mereka tau. mereka akan menghujat di mana kita lakukan sebuah kesalahan. dan mereka akan syirik. mereka akan berkata hujatan meski kamu melakukan kebaikan. bahkan saat di mana kamu meraih kesuksesan. jadi intinya mereka tuh benar-benar tak peduli dan hanya acuh saja. 

aku ingiin sedikit bercerita tentang banyak orang yang sangat mampu menikmati hidupnya meski sendiri. meski tanpa masukan saran dari orang lain. meski tanpa ocehan dari mulut-mulut tetangga atau bahkan dari orang di sekitar lainnya.

banyak temanku yang acuh tak peduli orang berkata apa. dirinya melakukan semua sesuai apa yang dirinya inginkan. dia pergi ke berbagai tempat meski sendirian. dia mengeksplor semua yang dirinya kerjakan meski tak ada yang menyukai atau bahkan malah banyak yang menghujatnya. tapi dia tidak berhenti malah terus melakukan. menurutnya dia hanya ingin melakukan apa yang dirinya ingin lakukan. dia hanya ingin dirinya bahagia dengan cara-cara yang mampu dirinya kerjakan. dan dia melakukan semuanya dengan masih bersandar pada akidah dan hukum. seperti bagaimana agamanya mengajarkan. 

dari cerita teman ku kita dapat mengambil kesimpulan. karena sejatinya hidup tak bertaraf pada ukuran siapapun. setiap orang tarafnya berbeda. setiap kehidupan miliki taraf nya masing-masing.

sudah lama tidak menulis. hanya bisa menulis sekelumit yang tengah terjadi di sekitaran kehidupan ku saat ini. semoga kita bisa seperti temanku yang selalu bahagia dengan cara yang bisa kita lakukan. tanpa menuntut apapun dari dalam diri dan kehidupan kita. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun