Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jingga di Penghujung Tahun

29 Desember 2018   23:32 Diperbarui: 29 Desember 2018   23:51 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang bilang bahwa waktu tak terasa. Bahwa waktu berjalan begitu cepat. Beranjak seakan tak ingin diam. Memang sejatinya waktu tercipta untuk terus berjalan. Waktu tercipta untuk terus melangkah. Waktu ada untuk terus menjadi lebih baik lagi dan lagi.

Tak banyak kata yang bisa gambarkan betapa rasa syukurku begitu besar. Karena telah diberikan setiap kesempatan untuk nikmati hidup ini dari waktu ke waktu. Dari masa ke masa.

Di awal tahun 2018 kemarin aku diberikan banyak kejutan. Aku diberikan banyak pengalaman baru. Pengalaman yang akan selalu menjadi guru terbaikku untuk waktu yang akan datang. Untuk masa mendatang. Tak dapat aku pungkiri terkadang aku sebagai manusia banyak lalainya. Banyak mengeluh ke sana dan kemari atas apa yang menjadi takdirku.

Aku manusia bodoh ini sempat menghujat kenapa aku yang seperti ini dan seperti itu. Tanpa tau ternyata setelah bermuhasabah, setelah diterka kembali. Setelah dibaca kembali.Bahwa aku selama ini beruntung, banyak diberikan nikmat yang tiada tara. Nikmat yang begitu besar. Nikmat yang tak dapat aku gantikan oleh apapun.

Sekalipun sakit itulah nikmat yang dititipkan lewat cara yang lain. Selama setahun kemarin aku bahkan belajar tentang arti sabar. Sabar menanti apa yang selama ini kita inginkan. Sabar dalam menghadapi apa yang telah menjadi porsi untuk hidup kita.

Selama setahun kemarin selama tahun 2018 kemarin. Bahkan aku ditunjukkan bahwa benar setiap doa akan ada jawabannya. Bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan terkabul walau dengan cara lain. Walau dengan waktu yang lain. Permainan waktu selalu menjadi sesuatu yang asyik untuk dinikmati.

Lima tahun lalu aku berdoa akan sesuatu yang sangat aku inginkan. Namun naas pada saat lima tahun lalu itu aku tak mendapatkan apa yang aku impikan dan inginkan. Setelah itu aku menjadi manusia lemah merasa paling sengsara dan lagi-lagi mengutuk dan menghujat.

Akhirnya setelah lima tahun bahkan aku sudah tidak pernah berdoa lagi dan tak banyak berharap lagi. Aku diberikan apa yang aku impikan dan inginkan di lima tahun lalu itu.

Mashaallah sungguh luar biasa skenario Nya. Tak pernah ada yang bisa menebaknya. Dan setelah aku mendapatkannya nikmatnya menjadi dua kali lipat bahkan lebih. Dan nikmat itu belum tentu aku rasakan ketika dulu lima tahun lalu.

Sujud syukur tersungkur di atas tanah Mu itu yang dapat aku lakukan. Itu yang hanya manusia ini lakukan. Dan aku bertekad tidak akan menyia-nyiakan itu semua. Aku akan menjaga atas apa yang telah dititipkan kepadaku. Aku yakin semua yang ada pada diriku semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan yang dapat Kau ambil kapanpun, dimanapun. Lalu aku harus siap untuk itu.

Di tahun 2018 inipun selain bahagia aku dapati kepedihan. Nikmat sehat yang terkadang diambil dariku. Yang membuatku tergeletak lemas tak mampu melakukan apapun. Hingga tak banyak yang dapat aku lakukan. Hingga akhirnya banyak yang harus aku perjuangkan. Pintaku hanya satu berilah kekuatan dan ketabahan dalam menjalani dan menikmati titipan Mu yang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun