Ternyata masih banyak orang yang bahagia nya hanya luar saja. Dia bahagia demi bahagiakan orang-orang tersayang nya. Dan aku harap aku akan temukan bahagiaku setalah perjuangan lahir batin ini. Setelah semua perjuangan ini aku lakukan. Karena sejujurnya aku ingin bahagia juga sama seperti orang yang aku bahagiakan.
Kutipan kata-kata di atas adalah kata-kata yang ingin ku jadikan sebuah paragraf panjang namun tak sempat aku sempurnakan. Akhirnya aku memutuskan untuk menyempurnakannya menjadi sebuah kisah yang dapat kalian nikmati semua.
Mungkin kisah yang aku bagikan tak begitu sebagus kisah orang lain namun dengan aku bagikan kisah ini aku hanya ingin curahkan semua terlepas akankah ada yang membacanya atau tidak aku tidak peduli.
Toh sampai saat inipun tak ada yang menyadari tak ada yang menanyakan apakah aku bahagia dengan apa yang aku lakukan sekarang. Apakah aku bahagia dengan apa yang aku perjuangkan saat ini. Sedih sekali rasanya melakukan sesuatu yang kita cintai itu.
Ya walau banyak yang bilang cinta akan datang kalo kita terus bersamanya ya kalo pepatah jawanya mah gini kali ya "witing tresno jalaran soko kulino". Tapi bagiku itu sulit atau mungkin belum saja ya. Aku rasa sudah cukup aku basa-basi di sini .Â
..........
Kisah ku kali ini akan ku mulai pada saat aku yang merayakan wisuda bareng dengan dia yang spesial dalam hidupku, dia yang aku panggil mas dalam hidupku. Dengannya aku sudah bayangkan perayaan yang lebih indah dari wisuda yaitu melaksanakan hari spesial akad dimana kau akan mengucap ijab di hadapan orang tua ku, di hadapan para saksi dan di hadapan semua orang kita akan berdampingan di pelaminan menyalami semua tamu undangan yang datang.
Akan tetapi benar orang bilang kita jangan pernah berkhayal terlalu tinggi karena kalo tidak jadi dan tidak kesampaian apa yang kita khayalkan akan sangat sakit bagaikan jatuh dari ketinggian dihempaskan tanpa ampun.
Ah sudahlah toh itu kisah sudah aku tutup rapat dalam sudut hati paling pojok dalam hidupku yang hanya akan aku buka jika aku perlu untuk memberitahu diriku sendiri bahwa aku pernah dapat keluar dari keterpurukan, dan bahwa aku bisa bangkit setelah mengalami kepedihan karena patah hati.Â
Setelah khayalan itu tidak terwujud karena ternyata dia yang sudah bersamaku dalam waktu yang lama. Tak dapat memberikanku kepastian ketika aku tanya perihal pernikahan. Seakan membisu tak dapat menjawab, seakan terpana tak dapat berkutik sediktipun akhirnya alasan yang mas sampaikan adalah "orang tua yang katanya belum mengizinkan untuk ke arah pernihakan".
Oke aku simpulkan bahwa restu orang tua belum ada untuk kita berdua Untuk apa kisah cinta aku dan mas dilanjutkan jika tak ada perkembangan bukan? Akhirnya setelah itu benar-benar selesai kisahku dengan si mas. Dan aku merasakan patah hati sebenar-benarnya patah hati. Aku menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan dengan mengajar di sebuah sekolah cukup mengobati kepedihan ini.