Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Aksi, Arti dan Isi di Balik "Reuni" (Part I)

21 Juni 2018   23:29 Diperbarui: 21 Juni 2018   23:59 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran idul fitri memang sudah lewat hampir satu minggu namun cerita dibalik lebaran tak akan habis lekang oleh waktu. Semisal salah satu momen di lebaran yang paling suka adalah ajang silaturahmi dengan keluarga, saudara, kerabat, sahabat dan seluruh kawan serta teman (tak lupa dengan mantan hehe :D). Jadi menurut ku momen langka di bulan lain, minggu, hari, jam, menit dan detik lain hanya bisa saya dapatkan hanya dihari lebaran. Kalian tau itu apa? 

Silaturahmi, ya silaturhami adalah salah satu momen yang saya paling suka disaat lebaran. Wujud dari silaturahmi itu macam-macam wujudnya atau kata lainnya penamaan dari silaturahmi tersebut. Misalnya, ada halal bihalal biasanya silaturahmi yang diadakan bersama keluarga besar yang besar sekali. Atau ada juga yang menyebutnya bani an yang intinya adalah kumpul bersama keluarga satu keturunan. Dan yang lainnya ada namanya reuni, nah kalo reuni sendiri ini biasanya dilakukan bersama teman-teman sekolah, kuliah dan lainnya. Yang mana ketiganya contoh tadi intinya adalah wujud dari silaturahmi yah guys.

Nah dari ketiga contoh kecil tadi saya mau ambil salah satu momen reuni yang sering dilakukan pada saat hari lebaran. Oke reuni itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online menyebutkan bahwa reuni adalah pertemuan kembali (bekas teman sekolah), kawan seperjuangan, dan sebagainya setelah berpisah cukup lama. Nah bila merujuk pada arti tersebut jelas bahwa inti dari reuni adalah bertemu kembali dengan seseorang bisa banyak ataupun sedikit yang jarang bahkan langka kita temui. Biasanya kegiatan dari reuni nya itu sendiri sering disebut "reunian".

Jadi, pada momen lebaran tahun ini saya merasa sangat beruntung loh teman-teman karena banyak sekali teman-teman sekolah saya dulu yang jarang sekali saya temui dapat bertemu. Cerita saya akan saya mulai dengan reuni mini yang saya lakukan bersama teman-teman SD saya dulu. Kenapa saya sebut reuni mini karena memang yang datang hanya ada 8 orang dan bertempat di kediaman saya sendiri. 

Awalnya reuni SD ini terwujud karena banyak yang ingin mengusulkan bertemu digrup WA (WhatsApp) akhirnya saya usulkan dan terlaksanalah reunian mini tersebut yah walau diawali dengan banyak drama yang hampir menjadikan reunian hanya sekedar wacana.

Tapi karena kekuatan rindu yang sudah terlalu berat akhirnya terlaksanalah. Dimulai dari jam 8 malam waktu itu (maklum harinya saya sudah lupa). Dan banyak sekali yang dibahas ketika itu tak hanya kumpul-kumpul tak jelas loh yang hanya cekakak cekikik foto terus aplod saja.

Tapi saya jadi tahu bahwa saya punya teman yang sebentar lagi akan dinikahi seorang lelaki, jadi tahu ada teman laki-laki saya yang pernah sangat patah hati oleh seorang wanita karena ditinggal pada saat berjuang untuknya. Sampai-sampai dia memberikan kami para wanita wejangan bahwa lelaki harus dihargai jangan pernah tergiur oleh lelaki baru yang datang karena memiliki lebih dari lelaki kita sebelumnya (miris yak, semoga kamu dapat pengganti yang baik bro hehe ). 

Selain itu saya jadi tahu keseharian mereka yang sibuk bekerja dengan berbagai macam pekerjaan dan di tempat yang berbeda pula. Ada yang di Ciputat, Serang, Ciawi dan ada yang masih di wilayah Tasikmalaya termasuk saya. Dan diakhiri dengan membuka foto album cetak yang saya punya dan mereka terlihat sangat bahagia (makasih yah guys ). Inilah arti dari reunian yang sesungguhnya kita jadi tahu bagaimana keadaan teman-teman kita bagaimana mereka saat ini dan apa kesibukan mereka dan yang lainnya.

Sampai sini dulu yah guys, nanti reuni-reuni yang lain saya akan ceritakan dipart selanjutnya. Selamat membaca semoga berkenan yah membaca tulisan seorang penulis abal-abal yang ingin menceritakan setiap kisah hidupnya lewat tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun