Mohon tunggu...
Ilyaaa
Ilyaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Desainer Struktur/Konsultan Desain

Saya adalah seorang Sarjana Teknik sekaligus Magister Arsitektur yang mencintai seni dalam berbagai bentuk. Sebagai seorang arsitek, saya menikmati proses mendesain bangunan menggunakan perangkat lunak seperti AutoCAD, SketchUp, dan Choom, menciptakan ruang-ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis. Selain mendesain, saya memiliki minat mendalam dalam seni menulis. Saya gemar mendeskripsikan dan menggambarkan setiap detail desain saya melalui kata-kata yang indah dan penuh makna. Bagi saya, seni menulis adalah cara untuk menghidupkan ide dan memberikan jiwa pada setiap karya arsitektur yang saya ciptakan. Menggabungkan kemampuan teknis dan artistik, saya tidak hanya merancang bangunan, tetapi juga bercerita melalui tulisan, menghadirkan gambaran yang utuh antara visualisasi dan narasi. Kecintaan saya terhadap seni dan arsitektur inilah yang menjadikan setiap proyek saya lebih dari sekadar desain, melainkan karya yang memiliki cerita dan nilai estetika.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Estetika Cinta

24 Januari 2025   08:05 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Dalam lembaran hidupku, di antara kerumunan jiwa, hanya ada satu bintang yang bersinar terang—dia, yang begitu hebat. "Cinta sejati adalah ketika kebahagiaan orang yang kita cintai lebih penting daripada kebahagiaan kita sendiri," sebuah ungkapan yang selalu terbayang saat melihatnya.

Ia bagaikan embun pagi, lembut dan menyejukkan. Dengan tutur katanya yang baik dan penuh perhatian, ia mengajarkan arti dari kasih sayang yang tulus. Ketika amarahnya muncul, ia tak pernah membiarkan suaranya menggema, melainkan hanya mengungkapkan perasaannya dengan tenang, seolah-olah memberi pelajaran tentang pengendalian diri. "Satu-satunya cara untuk menyampaikan kemarahan adalah dengan ketenangan," ujarnya, dan setiap kata itu seperti melukisku.

Dalam setiap usahanya untuk membuatku bahagia, aku merasa seperti seorang wanita yang dikelilingi oleh kebahagiaan. Setiap hal kecil yang ia lakukan untukku adalah sebuah puisi kehidupan yang indah, dan aku jatuh cinta pada setiap baitnya. "Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang siap dibuat, melainkan hasil dari usaha kita sendiri," adalah pepatah yang seolah terukir di hati kami.

Namun, di balik semua kebahagiaan itu, ada saat-saat ketika ketidakhadirannya menciptakan kekosongan dalam jiwaku. Ketika dia hilang sejenak, cemas dan khawatir menyergapku. Air mata seringkali menetes tanpa kuasa, dan tidur menjadi musuh yang menakutkan. "Cinta adalah ketika ketakutan untuk kehilangan seseorang jauh lebih menyakitkan daripada cinta itu sendiri," aku berpikir, mencoba mengontrol diri.

Perlahan, aku belajar bahwa cinta tidak hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberi. "Ketika kita mencintai seseorang, kita harus siap untuk merelakannya demi kebahagiaannya," adalah pelajaran yang kuambil dari setiap pengalaman. Aku sadar, dunianya bukan hanya tentang aku, meski kebahagiaanku tergantung padanya.

Tak pernah sebelumnya aku mencintai dan mengagumi seseorang seperti aku mencintai dan mengagumi dia. "Cinta yang tulus akan menjadikan kita versi terbaik dari diri kita sendiri," dan sekarang, aku merasa menjadi versi terbaik diriku dalam mencintai.

Ada satu keistimewaan dalam dirinya, sebuah keindahan yang tak terucapkan, melampaui kata-kata. Apa yang aku rasakan saat ini begitu indah dan luar biasa, seperti melodi yang mengalun lembut di relung hati. "Cinta adalah bahasa universal yang tidak perlu diucapkan, cukup dirasakan," dan aku bersyukur, karena merasakan cinta yang tulus darinya adalah anugerah terindah dalam hidupku.

Aku menginginkannya, lebih dari apapun. Ada rasa yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata sederhana. Namun, lebih dari sekadar menginginkan, aku ingin dia bahagia. Jika kebahagiaan itu berarti bersamaku, maka itu adalah anugerah terbesar. Tapi jika tidak, aku tahu hatiku akan tetap tenang, karena cinta ini tidak menginginkan balasan, hanya berharap ia bahagia, entah dengan atau tanpaku.

Dan dalam perjalanan ini, aku sadar bahwa tak ada penyesalan yang hadir. Setiap harapan yang kutaruh, setiap rasa yang kuberi, semuanya adalah bagian dari cinta yang sejujurnya.

"Tak ada cinta yang sia-sia, selama ada harapan di dalamnya, dan mencintaimu, adalah hal terindah yang pernah kualami."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun