Bahkan pemimpin yang tidak memberikan program spiritualitas formal dapat memimpin dengan nilai-nilai spiritual. Pertimbangkan kepemimpinan spiritual dengan mendekati pekerjaan yang tujuannya menjaga orang-orang di rumah mereka dan menjaga karyawan tetap fokus pada bantuan yang dapat di tawarkan untuk mengurangi tekanan pekerjaan mereka yang belum bisa menyelesaikannya.
Anggota tim belajar nilai-nilai spiritual dari mengamati pemimpin. Pemimpin spiritual tidak hanya didasarkan pada nilai-nilai yang telah ditetapkan, tetapi juga didasarkan pada keberanian, tekad, dan pengorbanan mereka dalam menegakkan nilai-nilai tersebut, sehingga mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat yang tinggi dari karyawan. Pemimpin harus menemukan nilai-nilai pribadi mereka sendiri dan nilai-nilai yang mereka inginkan untuk membimbing tim atau organisasi, dan secara aktif mengkomunikasikan nilai-nilai ini kepada orang lain melalui kata-kata dan perbuatan.
Penting bagi pemimpin untuk menemukan makna misi untuk tim, dan menggabungkan nilai-nilai spiritual di samping mental tradisional dan aspek perilaku kepemimpinan cenderung berhasil sebagai pemimpin. Nilai dan praktik yang dianggap sebagai cita-cita spiritual mencakup integritas, kerendahan hati, rasa hormat, penghargaan atas kontribusi orang lain, perlakuan adil, dan refleksi pribadi. Pendekatan kepemimpinan ini bisa efektif karena banyak orang berjuang dengan bagaimana menggabungkan perjalanan spiritual dan kehidupan kerja mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H