Mohon tunggu...
Ilham Paulangi
Ilham Paulangi Mohon Tunggu... Konsultan - Peminat masalah budaya, komunikasi, dan demokrasi.

menulis itu asyik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nilai Idul Adha dan Moralitas Politik

22 Agustus 2018   10:05 Diperbarui: 22 Agustus 2018   10:20 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Renungan Idul Adha

Momentum Idul Adha ini perlu digunakan untuk merenungi persoalan politik di negeri kita. Pesan moral dari Ibrahim dan Ismail, bahwa pengorbanan harus disertai dengan ketulusan, tanpa syarat, tanpa kepentingan, tanpa pengaruh pengalaman empirik.

Pengorbanan yang disertai ketulusan akan menurunkan kebaikan umum (virtue). Sedangkan pengorbanan yang disertai dengan kepentingan, bersifat empirik, hanya membawa kebahagiaan pribadi (happiness).

Dalam konteks demokrasi, kebaikan umum (virtue) yang insya Allah akan diperoleh dari inspirasi Idul Adha ini diharapkan bisa memengaruhi moralitas politik tanah air. 

Dapat mengembangkan sikap tolong menolong, kebiasaan bertukar kebaikan, dan semangat berkorban. Setidaknya, bisa menghindari caci maki, hate speech, berita palsu, dsb. Dalam kearifan lokal bugis, disebut sipakatau-sipakalebbi, sipatuo- sipatokkong.

Sebenarnya, gagasan tentang moralitas politik, begitu jamak dalam diskursus publik, tetapi juga acapkali diremehkan oleh publik sendiri. Lantaran dianggap sebagai utopia demokrasi. Tidak realistis.

Gagasan politik yang dianggap paling realistis saat ini adalah marketing politik (political marketing), yaitu bagaimana memasarkan produk-produk politik kepada khalayak. Efek negatifnya adalah munculnya dominasi politik transaksional. Orang-orang berduit dan para cukong seringkali menjadi pengendali demokrasi politik.

Konsekuensi negatif, diantaranya adalah meningkatnya pembiayaan politik. Kontestasi politik, menghabiskan dana yang tak sedikit. Akibatnya, kualitas demokrasi makin rendah. Proses pemasaran politik seringkali disertai dengan politik uang, hoax, caci maki, hate speech, dll.

Kemana muara dari proses politik seperti ini. Boleh jadi rakyatlah yang harus menelan pil pahit. Kehidupan menjadi tak harmonis, dsb. Harapan yang tadinya membuncah pada akhirnya sirna. Harapannya, semoga Idul Adha kali ini, nilai-nilai yang telah diteladankan oleh Ibrahim dan Ismail, mampu mencerahkan kehidupan politik kita.

Wallahu alam bissawab.
Selamat merayakan Idul Adha 1439H
Andi Ilham Paulangi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun