Renungan Idul Adha
Momentum Idul Adha ini perlu digunakan untuk merenungi persoalan politik di negeri kita. Pesan moral dari Ibrahim dan Ismail, bahwa pengorbanan harus disertai dengan ketulusan, tanpa syarat, tanpa kepentingan, tanpa pengaruh pengalaman empirik.
Pengorbanan yang disertai ketulusan akan menurunkan kebaikan umum (virtue). Sedangkan pengorbanan yang disertai dengan kepentingan, bersifat empirik, hanya membawa kebahagiaan pribadi (happiness).
Dalam konteks demokrasi, kebaikan umum (virtue) yang insya Allah akan diperoleh dari inspirasi Idul Adha ini diharapkan bisa memengaruhi moralitas politik tanah air.Â
Dapat mengembangkan sikap tolong menolong, kebiasaan bertukar kebaikan, dan semangat berkorban. Setidaknya, bisa menghindari caci maki, hate speech, berita palsu, dsb. Dalam kearifan lokal bugis, disebut sipakatau-sipakalebbi, sipatuo- sipatokkong.
Sebenarnya, gagasan tentang moralitas politik, begitu jamak dalam diskursus publik, tetapi juga acapkali diremehkan oleh publik sendiri. Lantaran dianggap sebagai utopia demokrasi. Tidak realistis.
Gagasan politik yang dianggap paling realistis saat ini adalah marketing politik (political marketing), yaitu bagaimana memasarkan produk-produk politik kepada khalayak. Efek negatifnya adalah munculnya dominasi politik transaksional. Orang-orang berduit dan para cukong seringkali menjadi pengendali demokrasi politik.
Konsekuensi negatif, diantaranya adalah meningkatnya pembiayaan politik. Kontestasi politik, menghabiskan dana yang tak sedikit. Akibatnya, kualitas demokrasi makin rendah. Proses pemasaran politik seringkali disertai dengan politik uang, hoax, caci maki, hate speech, dll.
Kemana muara dari proses politik seperti ini. Boleh jadi rakyatlah yang harus menelan pil pahit. Kehidupan menjadi tak harmonis, dsb. Harapan yang tadinya membuncah pada akhirnya sirna. Harapannya, semoga Idul Adha kali ini, nilai-nilai yang telah diteladankan oleh Ibrahim dan Ismail, mampu mencerahkan kehidupan politik kita.
Wallahu alam bissawab.
Selamat merayakan Idul Adha 1439H
Andi Ilham Paulangi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H