Mohon tunggu...
masril karim
masril karim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ruang Publik Itu Benama Jalan Roda

1 Agustus 2016   14:44 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:51 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ruang publik merupakan tempat dimana masyarakat (warga) bebas menyampaikan pendapat tanpa ada campur tangan negara sehingga masyarakat bebas menyampaikan opini-opini yang berkiatan dengan kondisi kehidupannya tanpa ada dikotomi di antara sesamanya. Waacana tentang ruang publik ini sebenarnya berkembang seiring dengan proses demokratisasi, yang menekannya pada pentingnya masyarakat di ikut sertakan dalam proses pengambilan kebijakan sehingga bisa menyentuh pada harapan dan keinginan masyarakat.

Kebebasan bereksprsi, menyampaikan pendapat, hak untuk berkumpul dll, di indoensia sebenarnya baru benar-benar di rasakan ketika tumbanya reizm otoriter yang berkuasa selama 32 tahun. Artinya kita baru benar-benar merasakan ruang publik yang sebenarnya ketika berada pada era roformasi, sehingga tak heran ini kemuadian manfaatkan oleh masyarakat sebagai wujud dari negara demokrasi.

Salah satu contoh pemanfaatan adalah menjamurnya warung-warung kopi yang ahir-ahir ini telah ramai di kota manado, bagi saya ini merupakan bagian dari ruang publik yang di bangun di kota nyiur melambai ini. Salah satu tempat ruang publik yang paling terasa adalah Jalan roda (jarod), jarod yang selama ini menjadi tempat nongkron dan obrolan santai di semua kalangan masyarakat manado baik kalangan tua maupun muda semuanya melepaskan dahaga di tempat ini.

Kopi setengah, es teh manis, ekstra jos susu pisang goroho, merupakan menu andalan di jalan roda. Lokasinya tepat berada di pusat kota, tempat ini selalu menajadi pilihan untuk melepas lelah, tempat diskusi dll. Bentuknya bukan seperti kafe-kafe mewah dan mahal melainkan hanya jejeran warung kopi yang hangat, akrab, dan murah meriah.

Dengan modal secangkir kopi, dan sebatang rokok seakan menjadi kewajiban bagi setiap pengunjung yang datang dan menempati tempat yang sudah di tata oleh pengelola jalan roda, tempat yang di tata dalam bentuk kelompok-kelompok semuanya saling  berdampingan dan saling berdiskusi mulai dari hal pribadi sampai masalah umum yang berkembang di masyarakat ataupun negara.

Tanpa memandang status, golongan, agama, jabatan dan profesi semuanya berkomunikasi selayak sebagai teman, sahabat, sudara dan mitra serta semua diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, keluhan serta kritik otokritik antar sesama dan bahkan membetuk forum diskusi kecil kecilan.

Lokus interaksi yang dibangun seperti yang ditujukan oleh komuniitas jalan roda ini merupakan sebuah wujud dari ruang public yang telah terbangun atas nama kebebasan yang oleh  Jurgen Habermas maknai sebagai proses yang sangat penting bagi demokrasi. Jika demokrasi sejatinya bicara tentang kerakyatan maka jarod adalah tempat demokrasi terbangun sehingga mestinya di rawat di dilindungi biar tetap tejaga di era globalisasi ini.

Sebab seiring dengan perekmbangan zaman yang begitu pesat  mampu membawa perubahan dalam realita sosaial, kita seakan di paksa oleh zaman dalam menerima segala macam produk yang di hadirkan di tengah-tengah masyarkat, salah satu produk globalisasi (kapitalis) yang membawa tantangan pada jalan rodah adalah hadirnya warung-warung kopi megah seperti starbuck, excelco dan lain-lain, ini telah menggusur pelan-pelan minat masyarakat untuk hadir dan menikmati kopi di jalan roda, sebab semua orang mencari tempat kenyamanan yang ditiupi dengan AC, disuguhi dengan Wifi di tambah lagi mampu mendongkrak status sosial semacam streotip yang terbangun di tengah masyrakat.

Mungkin jalan roda harus juga di inovasi dengan fasilitas wifi oleh pemerintah kota Manado biar lebih mengundang pengunjung lain  untuk hadir dan bisa mendongkrak ekonomi kerayatan masyarakat kota Manado khususnya yang berada di jalan roda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun