Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Modus Dagangan Sales Kacamata Terapy

17 Mei 2014   23:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:25 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kacamata Terapy, di jual online harganya cuma Rp.190.000,- (sumber : kacamataterapi.comze.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="199" caption="Kacamata Terapy, di jual online harganya cuma Rp.190.000,- (sumber : kacamataterapi.comze.com)"][/caption]

Geram bin kesal jika berhadapan dengan sales kacamata terapy, dan tentu bibir saya yang lumayan seksi ini pun terus nyerocos modus perdagangan mereka.

Sudah tiga kali ini menghampiri ke outlet saya,mungkin karena saya ini menggunakan kacamata mereka pun mampir dan selalu diawali dengan kalimat yang sama dengan sales yang dua tahun lalu mampir. "Permisi pak/mas/bang, tadi ada kawan kami lewat sini.? " Tanya nya membuka dialog dengan saya. " Tidak " jawab saya singkat dan rasanya ingin nyerocos kesekian kalinya. Nyerocos pun berlanjut hingga sisales udah gerah ingin beranjak dari tempat saya, namun belum puas saya pun terus nyerocos. Bagaimana tidak sebal bin geram, model dagangnya berbau unsur pembodohan kepada calon pembeli. Harga yang tertera dikemasan kacamata terapy vision itu pun tertera $99 yang jika kita kurs kan kurang lebih setara dengan Rp. 1 juta. Dan selalu kalimat yang itu-itu juga disebutkan. "Khusus hari ini kami kasih harga Rp.270.000,- besok-besok harga normal pak/mas/bang" ujarnya seakan-akan calon pembeli seperti saya terkecoh dengan diskon yang khusus hari ini. "Ah, dua tahun yang lalu juga sales kayak kau ini bilang begitu. Khusus hari ini. Yang tiga bulan lalu juga bilangnya khusus hari ini, banyak kali lah kombur ini jang" cerocos ku yang sudah cukup senewen sejak mendengar kalimat pertamanya 'permisi pak, ada tadi kawan saya lewat' "Harganya juga begitu, dua tahun yang lalu bilang harganya Rp.999.000,- tiga bulan yang lalu juga sama, tapi kau beda. Pake dolar kau buat, $99." Sambungku lagi tanpa mau dipotong pembicaraan ku. "Secara matematika, dan ilmu ekonomi (sok ahli ekonomi pulak aku bah) hanya orang gila yang menjual produk jauh dibawah harga normal penjualan kalian. Kalau memang harga yang kalian jual $99 itu mantap, kalian buka aja toko di depan situ (ruko kosong), saya berani taruh, tidak bakalan laku kacamata kalian itu. Kalau laku potong kuping ku ini, bila perlu yang ini (maaf, disensor) biar kandas, kandas lah situ." Sambung lagi cerocos saya yang udah geram sejak dua tahun yang lalu dengan model dagang seperti ini. Bahkan ada yang menyewa ruko, namun produknya lain, seperti kipas angin AC, pewangi ruangan serta kursi pijat. (baca disini) Baru beberapa pekan yang lalu, amangboru nya isteri saya yang matanya sudah mulai minus membeli dengan harga Rp.1.000.000,- kurang seribu perak. Entah bagaimana mereka (sales kacamata terapy) memainkan kata-kata dan bukti bahwa kacamata terapy ini benar-benar memberikan efek. Memang sih terbukti, ketika pertama kali saya coba (itu pun karena disuruh mencoba) mata kita terlatih untuk fokus pada objek yang dilihat. Kalau dilihat dari internet, harga kacamata terapy itu cuma Rp.200.000,- an. Dan enggak perlu diberikan harga dollar yang senilai dengan 1 jete itu. Beginilah masyarakat awam dilapangan, dengan kalimat "khusus hari ini" maka hati kecilnya sesegera mungkin mendesak untuk mengambil kesempatan yang "khusus hari ini" itu. Dengan ragu-ragu dan suara sedikit terbata-bata (mungkin karena saya yang nyerocos tiada henti) sales tersebut pun menanyakan kepastian saya mau beli apa tidak dan masih menjagokan "khusus hari ini", kontan saja jawaban saya "tidak", akhirnya sales tersebut pun pamit dengan rona wajah yang kesal. Puas campur kekeh bin ngakak saya pun cengingisan sendiri dan berujar dalam hati "rasain lu" hahaha... Salam kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun