Kampus Ialah Laboratorium Perubahan Peradaban
Dewasa ini, saya akan berproses didalam ruang lingkup pemikir kritis yang memberi perubahan untuk negara ini,bertransisi dari tingkat SMA menjadi seorang Mahasiswa merupakan salah satu anugrah dari tuhan yang memberikan kesempatan terhadap segelintir anak muda. Tercatat terdapat 7,6 juta mahasiswa, memang sedikit tetapi kelompok inilah yang memeberikan akan dampak perubahan bagi bangsa kita, bukan hal mustahil. Jika kita lihat sejarah pada zama 1998 ini lah salah satu yang dilakukan dalam menyongsong perubahan dari pemerintahan yang terpusat kini menjadi pemerintahan yang sekarang kita inginkan.
Saya sendiri sangat bersyukur akan kesempatan yang diberikan kepada tuhan, salah satu yang bisa ditemukan dalam berproses mengenyam bangku kuliah kini merasakan akan sebuah pemikiran oleh pemuda-pemuda kritis yang saya temui, mereka salah satunya bukanlah mahasiswa kupu-kupu saja, ternyata dibalik kekritisanya mereka belajar bukan hanya didalam kela.
Namun, meraka menambah kelas dengan mengikuti sebuah organisasi, itu memang nyata terjadi. Bukan hal akan akademis saja tetapi akan pemikiran daam menyubang terhadap negara, salah satunya kritis akan pemerintah. Banyak hal sudah terjadi didalam kampus selama menjadi mahasiswa padahal baru semester 3. Diskusi,demo dan seterusnya dilakukan oleh beberapa aliansi mahasiswa.
Tergugah akan hal ini, saya sebagai pemuda harus ikut andil dalam kemajuan bangsa ini, Bapak Presiden Soekarno pernah mengatakan Warisilah Api Sumpah Pemuda jangan abu dari sumpah pemuda, menurut saya akan pemuda tidak boleh berpangku tangan, hanya dizona nyaman dan bahkan tidak melakukan apa-apa.
Justru sebaliknya kita sebagai generasi muda ikutlah andil dalam mengisi kemerdekaan selayaknya sebagai generasi penerus bangsa. Saya kira 14-25 tahun kita lah yang akan memegang dan kitalah yang akan mengisi kursi-kursi saat ini. Mari manfaatkan bangku kuliahmu, jangan hanya mencari sebuah ijazah, memang ijazah penting tetapi ijazah hanyalah bukti bahwa pernah mengenyam pendidikan, bukan bukti dalam berfikir.