Candi Sumur terletak di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Letaknya tidak jauh dari Candi Pari peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi Sumur dan Candi Pari diduga sama-sama peninggalan Kerajaan Majapahit dari masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389).
Keberadaannya dikaitkan dengan cerita Joko Pandelegan yang berkembang di masyarakat.
Letak Candi Sumur kurang lebih berjarak 150 meter dari Candi Pari.
Ruspandi menjelaskan, berdirinya Candi Sumur tidak lepas dari sejarah Candi Pari. Sejarah terbentuknya Candi Sumur. Kala itu kerajaan pada era Raja Hayam Wuruk tengah mengalami paceklik. Dua pasangan suami istri, Joko Pandelegan dan Nyai Roro Walang Angin, serta Joko Walang Tinunu dan istrinya, Nyai Roro Walang Sangit. Pada saat Joko Pandelegan hilang tanpa ada kejelasan. Setelah menghilangnya sang suami, Nyai Loro Walang Angin yang membawa kendi berpapasan dengan Patih di suatu tempat, sewaktu akan ditangkap berkatalah ia "Biarlah saya terlebih dahulu mengisi kendi ini disebelah Barat Daya penangan itu". Dan saat tiba di sebelah Timur sumur, maka hilanglah istri Jaka Pandelegan itu. Setelah suami istri itu hilang Sang Patih pulang kembali untuk melaporkan peristiwa itu pada Sang Parbu.
Mendengar kejadian itu Baginda sangat kagum atas kecekatan Jaka Pandelegan dan isterinya itu. Yang akhirnya Sang Pabu Brawijava mengeluarkan perintah mendirikan dua buah candi untuk mengenang peristiwa hilangnya suami isteri itu. Maka didirikanlah dua buah candi itu, Yang satu didirikan dimana Jaka Pandelegan hilang yang diberi nama Candi Pari, sedangkan Candi yang satunya didirikan ditempat dimana bekas Nyai Loro Walang Angin menghilang dengan diberi nama Candi Sumur dan kedua candi itu baru dibangun pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk kira-kira pada tahun 1371 M.
Saat ini, kondisi sumur sudah kering dan konstruksinya tidak utuh lagi. Yang tersisa sebatas bagian dinding sisi timur dan selatan. Oleh warga kemudian disangga menggunakan balok kayu. Ukuran Candi Sumur lebih kecil dari Candi Pari. Bangunan Candi sumur menghadap ke arah barat dengan susunan anak tangga yang curam. Candi Sumur pernah dua kali dilakukan pemugaran. Masing-masing tahun 1999 dan tahun 2003. Kini, kedalaman sumur yang tersisa hanya sekitar 2,5 meter. "Awalnya, kedalaman sumur hampir 9 meter, tetapi dikubur kembali karena alasan keselamatan," tuturnya.
Pengunjung Candi Sumur datang dari dalam negeri hingga mancanegara. Seperti Mojokerto, Sidoarjo, Bali, hingga Malaysia, Singapura, Jepang dan Inggris.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI