Tanaman Kelapa Sawit adalah komoditi perkebunan yang memiliki kandungan minyak nabati yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk hilir seperti minyak goreng, deterjen dan biodiesel. Panen kelapa sawit memiliki pengaruh dalam menentukan oil konten kandungan minyak yang ada di dalam buah, oleh sebab itu pemanenan harus sesuai prosedur SOP agar tidak terjadi losis pada saat pemanenan kelapa sawit.Â
Dalam memanen tanaman kelapa sawit memerlukan dasar ilmu pengetahuan  dan  pengalaman  dikarenakan  tanaman  tersebut  merupakan  tanaman yang hasil produktifitasnya dapat dilihat dari cara memanen yang harus memenuhi standart  operasional prosedur SOP  dalam  memanen. Â
Buah  kelapa  sawit  ideal  di  panen setelah memasuki fase tanaman menghasilkan yaitu sekitar umur 3 sampai 4 tahun dari tunas  awal  dan  memiliki  rotasi  panen  10  hari/pemanenan  sehingga  pembentukan minyak dalam buah ideal dengan ditandai jatuhnya brondolan di areal pirigan sebanyak 10 butir brondolan.
Tanaman kelapa sawit tersebut baru idela untuk di panen. Jika pemanenan salah di lakukan dengan tidak memenuhi norma membrondol maka oil konten akan rendah dan hasil olahan TBS di pabrik juga akan menghasilkan rendemen yang rendah. Agar semua berjalan untuk mendapatkan hasil yang ideal maka perlu pengawasal dari hulu yaitu pemanenan hingga hilir yaitu pengolahan sehingga tercapailah produktifitas, oil content dan rendemen CPO yang optimal.
Dari pengalaman saya poin yang dapat kita ambil sebelum pemanenan tanaman kelapa sawit untuk mencapai oil konten yang ideal yaitu:
- Norma buah membrondol.
- Fase tanaman menghasilkan.
- Cara pemanenan.
Jika ketiga hal tersebut di perhatikan agar sesuai standart pemanenan maka oil kontent TBS akan optimal dan hasil rendemen di pabrik optimal dan meningkatkan profit perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H