Saya tinggal di jakarta, dan orang-orang sekitar saya, walaupun mereka tidak setuju jokowi menjadi capres, mereka tetap memilih jokowi untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.
Sebagian yang saya tanya, mereka senang dengan kinerja jokowi di jakarta, dan mau jakarta "beres" dulu. Sebagian yang belum saya tanya tidak saya ketahui alasan mereka apa, tapi saya anggap mereka punya harapan jokowi bisa membenahi jakarta, lah wong kalo tidak puas pasti mereka minta jokowi turun.
Saya agak menyayangkan, terutama kepada warga DKI Jakarta yang berfikiran seperti itu.
Selain karena esensinya jokowi tidak akan meninggalkan jakarta kalau dia terpilih jadi presiden (toh dia akan berdinas di istana negara). Di sisi lain, kita sebagai warga DKI, seharusnya rela untuk berbagi kenikmatan yang telah kita rasakan pada saudara-saudara kita yang berada di daerah lain, yang berada di pelosok-pelosok negeri ini.
Alhamdulillah masalah-masalah yang sering terjadi di jakarta hanya kemacetan, banjir dan pendidikan. Sangat jarang ada kasus kelaparan, sekolah ambruk. Dan kemiskinan di daerah lain dari jakarta sangatlah memprihatinkan. Kalau di jakarta pengemis pun bisa hidup mewah. Maka kalau di daerah terpencil, harus mengemis kemana mereka?
Masyarakat-masyarakat jakarta yang umumnya sudah mapan-mapan, seharusnya jangan egois dengan hanya menyimpan jokowi untuk mereka saja, tapi berbagi pada rakyat kecil yang lebih membutuhkan beliau. Toh kalaupun jokowi nantinya akan sering meninggalkan jakarta (untuk membantu rakyat di daerah lain), kalian masih tetap punya wakilnya yang notabene diusung oleh lawan capresnya jokowi saat ini. Kalau kalian khawatir wakilnya tidak mampu, seharusnya capres yang satunya lagi itu harus ikut bertanggung jawab. Karena dia jokowi jadi terlalu dibutuhkan di jakarta, dan terlalu berharga untuk dibagi ke daerah lainnya.
Di akhir tulisan ini saya ingin mengajak, jika kalian nanti memilih capres 9 juli nanti, janganlah memilih untuk kebaikan diri kalian saja, pilihlah untuk kebaikan orang lain juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H