Mohon tunggu...
Ilma Junita
Ilma Junita Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik

Tempat ternyaman, Indonesia ❤ . Follow my youtube channel http://www.youtube.com/IlmaJ

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Makmum Cilik, Harapan Masa Depan

3 Agustus 2019   18:56 Diperbarui: 3 Agustus 2019   19:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesona langit jingga, memerah merona
Seperti senyumnya yang juga berwarna memancar bahagia
Segerombolan teman menjemputnya, mereka berjalan semangat beriring kumandang adzan

Pemandangan yang sudah lama tak kulihat, disini
Rutinitas yang sudah jarang digemari
Anak-anak berpakaian rapi lengkap dengan peci
Sedang perempuan-perempuan ciliknya berbalut kain mukena yang wangi

Mesjid tidak pernah sepi oleh mereka
Makmum cilik penerus generasi bangsa
Makmum yang dirindukan panggilan adzan meski baru seperdelapan usia
Namun mereka adalah harapan
Calon-calon pemimpin yang berakhlakul karimah
Sejak kecil sudah dididik menjadi anak sholeh sholehah

Mereka tinggal ditempat terpencil, didesa yang kecil,
Tapi mimpi mereka besar!

Meski sekolah jauh dari pemukimam,
Meski guru hanya beberapa, tapi mereka cinta, mereka hormat, mereka sayang,
Mereka tau doa dari guru juga akan menjadi peranan penting dalam perwujudan mimpi mereka

Orangtua mereka hanya lulusan SD, tapi mereka akan jadi sarjana.
Orangtua mereka bahkan ada yang tidak sempat mengenyam pendidikan, tapi mereka tidak menjadi penyelam dalam kegelapan ilmu.

Ada harapan besar didalam dada ayah dan ibu mereka
Ada keyakinan diantara titik peluh pengorbanan
Suatu saat desa itu akan mekar
Makmum-makmum cilik itu akan menjadi kelopak bunganya, 

yang mengindahkan, yang menebarkan, kebahagiaan.
Ya. Kebahagiaan. Kemakmuran.

@ilma29junita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun