Mohon tunggu...
Illiyin Eri
Illiyin Eri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang belajar ngetik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Jahitan Patchwork Perindah Pakaian Usang, Cuan pun Datang

24 Agustus 2021   19:31 Diperbarui: 24 Agustus 2021   19:47 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis (kanan) bersama pemilik UMKM pedagang bekas (kiri)  Dokpri

Pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Seperti halnya kebutuhan manusia terhadap makanan, pakaian merupakan suatu kebutuhan yang perlu dipenuhi agar manusia dapat beraktivitas dengan normal setiap harinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia butuh untuk menyisihkan penghasilan salah satunya yaitu untuk membeli pakaian. Akan tetapi, terkadang ada beberapa alasan yang membuat kita terlalu sayang apabila harus membeli pakaian baru. Bisa jadi karena tabungan yang sudah menipis karena sudah masuk tanggal tua. Atau mungkin karena pakaian baru yang diinginkan harganya kurang terjangkau.

Pakaian selain sebagai kebutuhan dasar, pada saat ini telah menjelma sebagai instrumen mode. Masyarakat telah secara umum dalam beberapa momen, seperti pada hari besar misalnya, membeli pakaian sekedar karena ingin memperindah diri. Bahkan sebagian kecil masyarakat yang lain lebih intensif membeli pakaian mode sebagai kebutuhan profesi mereka, seperti sebagai model atau influencer media sosial. Masyarakat tentu membutuhkan budget lebih agar dapat membeli pakaian baru untuk memenuhi keinginan mereka mengikuti trend mode terkini.

Tidak semua orang dapat selalu memenuhi keinginan mereka untuk membeli pakaian baru karena terbatasnya budget yang mereka miliki. Oleh karena itu, Orang-orang berusaha mencari alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan membeli pakaian bekas. Pakaian bekas yang dibeli pun tentu tidak sembarangan, orang-orang cenderung memilih pakaian bekas berdasarkan pada kondisi, desain, merk, dan kelayakan harganya. Alhasil, mulai bermunculan orang-orang yang mencoba mencari peruntungan melalui berdagang pakaian bekas sortiran yang hanya menyediakan pakaian bekas dengan kondisi, desain, dan merk yang bagus agar calon pembeli dapat lebih mudah mencari atau memilih pakaian yang ingin mereka beli.

Berdagang pakaian bekas tentu tidak serta-merta tanpa masalah. Seringkali mereka menemui pakaian bekas di pasar dengan desain atau merk yang bagus akan tetapi kondisinya kurang layak, seperti karena berlubang atau warnanya memudar. Sangat disayangkan apabila pakaian yang demikian seharusnya memiliki nilai jual yang tinggi harus dibuang begitu saja. Oleh karena itu, butuh inovasi tertentu agar pedagang pakaian bekas dapat mengembalikan value untuk dapat menjual pakaian tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik jahitan Patchwork untuk menambal lubang pakaian sekaligus sebagai ornamen tambahan untuk memperindah desain pakaian tersebut.

Contoh visible mending, menggunakan teknik jahitan blanket stitch (Dokpri)
Contoh visible mending, menggunakan teknik jahitan blanket stitch (Dokpri)

Pengerjaan teknik jahitan Patchwork sebetulnya cukup sederhana. Cukup siapkan kain perca dan benang untuk menjahit kain tersebut ke pakaian yang akan diperbaiki menggunakan jahitan backstitch atau blanket stitch apabila menjahit secara manual, atau dapat pula menggunakan mesin jahit agar proses pengerjaan dapat lebih cepat selesai. Desain Patchwork dapat dikreasikan sesuai selera karena konsep Patcwork sendiri merupakan bagian dari "visible mending" di mana spot penambalan jahitan sengaja ditonjolkan sebagai bagian dari daya tarik utama pakaian nantinya, berbanding terbalik dengan bentuk jahitan konvensional yang mengutamakan kerapihan sehingga dibuat sesamar mungkin.

KKN BTV III UNEJ hadir untuk membawa inovasi di masyarakat yang membutuhkan solusi dari masalah yang ada di kehidupan sehari-hari mereka, terutama bagi UMKM yang membutuhkan solusi untuk mengembangkan bisnis mereka. Penulis melalui program KKN BTV III UNEJ ini berupaya mengenalkan kepada pemilik UMKM pedagang pakaian bekas mengenai inovasi teknik jahitan Patchwork dan berharap melalui adanya program ini, penulis dapat membantu mewujudkan cita-cita pemilik UMKM pedagang pakaian bekas demi meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan stok barang secara efisien sehingga dapat memaksimalkan pendapatan mereka setiap harinya.

(Illiyin Eri Makhrus/KKN 06/Banyuwangi/Esti Utarti)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun