Mohon tunggu...
Rama Dani Saputra
Rama Dani Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester 6 Universitas Mulawarman

ENTJ | 03 | Mass Communication

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

JNE Sang Sayap Budaya Dalam Kemilau Fajar Nusantara

30 Juni 2024   15:13 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:07 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Tanaa Purai Ngeriman" yang berarti negeri yang damai dan makmur. Begitulah semboyan dari tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Bagi saya, tinggal di Kalimantan adalah sebuah anugerah besar yang selalu saya syukuri. Ada banyak potensi yang bisa saya kembangkan di sini, mulai dari sumber daya alam yang melimpah hingga budaya dan adat istiadat yang masih terus senantiasa kami jaga. Lahir dan besar di lingkungan suku Dayak Tunjung Benuaq membuat saya paham betul kultur yang terjadi di sini dan ingin terus melestarikan serta mengenalkan kultur tersebut kepada khalayak. Mulai dari tarian seperti Tari Gantar, upacara adat Kuangkai, hingga ritual penyembuhan Belian yang sarat dengan hal mistis.

Setelah lulus dari SMK, saya melanjutkan pendidikan saya ke jenjang perguruan tinggi tepatnya di Universitas Mulawarman Samarinda yang dikenal dengan konsep Tropical Studies-nya. Saya belajar di Program Studi Ilmu Komunikasi dengan fokus di bidang Komunikasi Massa. Saya belajar banyak tentang bagaimana melakukan manajemen dan produksi siaran, pembuatan konten, serta merancang strategi komunikasi yang efektif. Hal itu bukan tanpa tujuan, saya bercita-cita menjadi seorang jurnalis yang masih sama seperti mimpi saya sejak kecil yaitu ingin mengenalkan kebudayaan yang ada di Kalimantan terutama kebudayaan yang berkembang di suku Dayak Tunjung Benuaq.

Sejak mulai berkuliah pada tahun 2021, saya terus mengembangkan potensi yang ada pada diri saya melalui berbagai kesempatan seperti bootcamp, seminar, kelas khusus, perlombaan, sampai program-program lain yang bisa menambah kemampuan dan pengetahuan saya. Tepat di semester 5 di tahun 2023, saya mencoba mendaftar pada salah satu program Kampus Merdeka yang difasilitasi oleh Kemdikbud, yaitu program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, dan berhasil lolos inbound di Universitas Fajar. Program ini memungkinkan mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia melakukan mobilisasi antar pulau dan belajar secara akademik di universitas penerima serta bertukar budaya antar mahasiswa selama 1 semester.

Melalui program tersebut, saya rasa menjadi momentum yang tepat bagi saya untuk memperkenalkan budaya suku Dayak Tunjung Benuaq serta memperdalam pengetahuan terkhusus dalam dunia jurnalistik melalui mata kuliah yang ditawarkan di Universitas Fajar seperti copywriting, image and reputation, hingga media dan komunikasi digital. Selain belajar secara akademik di kelas, mahasiswa pertukaran pun belajar banyak mengenai kebudayaan Indonesia, terkhusus budaya lokal Sulawesi Selatan yang masuk dalam program pembelajaran melalui Modul Nusantara yang mengusung banyak metode pembelajaran seperti kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial.

Melalui Modul Nusantara, saya belajar banyak tentang keragaman, sejarah, kearifan lokal, serta bagaimana memandang kebudayaan sebagai identitas diri. Saya dan kawan-kawan, didampingi dosen Modul Nusantara serta para mentor, berkesempatan menjelajahi Sulawesi Selatan seperti mencoba makanan khas Makassar, mengunjungi suku Kajang di Bulukumba, mengunjungi situs arkeologi Leang-Leang di Maros, mengunjungi desa adat Ke'te Kesu di Toraja, dan masih banyak tempat yang penuh sejarah dan makna kebudayaan yang sudah saya pelajari selama program.

Tak berhenti di situ, di akhir program diadakan pentas seni yang mengusung keberagaman budaya dari seluruh Indonesia oleh mahasiswa pertukaran di Universitas Fajar yang bertajuk Kemilau Fajar Nusantara. Hal itu tentunya menjadi semangat tersendiri bagi saya dan momentum untuk menjadi representasi terbaik bagi universitas asal saya yaitu Universitas Mulawarman. Selama pra kegiatan selain fokus latihan untuk penampilan tari dan fashion show, yang menjadi kekhawatiran saya adalah bagaimana cara saya bisa tampil maksimal dengan pakaian adat dan aksesoris khas daerah saya. Mengingat jarak dari tengah Pulau Kalimantan tepatnya Kabupaten Kutai Barat ke Pulau Sulawesi yang jauh dengan mobilisasi yang cukup sulit. Di tengah rasa cemas yang juga dirasakan peserta lain, muncul ide dari teman dekat saya selama program yang berencana menggunakan jasa kirim. Di sinilah #JNE hadir sebagai pahlawan logistik bagi kami yang senantiasa mengirimkan pakaian adat dari seluruh penjuru Indonesia dan sampai di Kota Daeng dengan kondisi yang sempurna.

Saya dan teman-teman pertukaran mahasiswa percayakan JNE sebagai jasa kirim melalui layanan JNE YES. Selain tarif pengiriman yang bersahabat, paket yang dikirimkan juga sampai dalam keadaan sempurna dan tepat waktu. JNE, sebagai perusahaan ekspedisi nasional, telah lama menghubungkan berbagai penjuru Indonesia, mengantarkan barang, dan menjadi jembatan bagi kebutuhan konsumen. Kisah saya ini adalah contoh kecil bagaimana JNE mendukung keberagaman budaya Indonesia. Kecepatan, keandalan, dan jangkauan luas JNE membantu masyarakat Indonesia untuk terhubung dan berbagi budaya, mewujudkan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang juga diwujudkan JNE dalam #JNE33Tahun dengan semangat baru #ConnectingHappiness.

Dengan sampainya pakaian adat dan sukses saya kenakan dalam acara Kemilau Fajar Nusantara menjadi kebanggaan tersendiri bisa tampil mengenakan pakaian adat suku Dayak Tunjung Benuaq dan dengan bangga merepresentasikan kebudayaan asal saya. Melalui Kemilau Fajar Nusantara juga menjadi momen haru bagi kami peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka batch 3 inbound Universitas Fajar dikarenakan sudah berada di akhir program dan harus kembali ke Universitas asal masing-masing. Program ini tentunya menjadi bagian terbaik dalam hidup saya, dimana saya sudah bisa mewujudkan mimpi kecil saya yaitu ingin mengenalkan kebudayaan suku Dayak Tunjung Benuaq serta belajar banyak secara akademis di Universitas Fajar guna memperdalam minat saya di bidang jurnalistik.

#JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun