Mohon tunggu...
Ilhanisya Shevafuxiana
Ilhanisya Shevafuxiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030045)

likes to watch movies and read novels.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dan Melihat Kreasi Batik Jumputan di Kampung Wisata Tahunan

20 April 2021   14:24 Diperbarui: 20 April 2021   14:40 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Jumputan karya Ibu Sejahtera (sumber: dokpri)

Kampung Wisata Tahunan berlokasi di wilayah Kelurahan Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, kota Yogyakarta. Kampung Wisata ini terbentuk pada tahun 2010 dan memiliki potensi yang terbentuk bukan dalam jangka waktu yang singkat. Namun, tetap mengalami perkembangan hingga sudah terbentuk seperti saat ini. Sebagai Kampung Wisata, Tahunan mempunyai beberapa potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi, yaitu wisata budaya dan wisata kerajinan.

Kampung Tahunan merupakan kampung adat yang kepemilikan tanahnya diberikan langsung oleh Sri Sultan pada masa Lurah Desa yang terpilih. Dalam wisata budaya, wisatawan bisa melihat peninggalan berupa pendopo dan rumah tinggal yang letaknya berada di belakang Makam Pahlawan Kusumanegara. Terdapat pula tetua adat yang dimakamkan disini bernama Kyai Ndara Purba. Kampung Wisata Tahunan juga dikenal dengan kuliner khas Ampyang dan Gendong Tenong yang menjadi andalan untuk disuguhkan kepada para wisatawan yang berkunjung.

Di kampung Wisata Tahunan, penguatan seni budaya lebih mengarah pada bentuk edukasi bagi wisatawan dari berbagai mancanegara. Potensi yang di unggulkan di daerah ini adalah atraksi seni budaya khususnya seni karawitan klasik gaya Yogyakarta serta terdapat adanya pembuatan industri replika dan kostum dari tokoh-tokoh superhero. Karawitan sendiri adalah seni gamelan dan seni suara yang bertangga nada slendro dan pelog. Istilah karawitan berasal dari bahasa Jawa yaitu 'rawit' yang bermakna halus dan lembut. Jadi, karawitan berarti kelembutan perasaan yang terkandung dalam seni gamelan. Reputasi atraksi karawitan di Kampung Wisata Tahunan bahkan sudah go international, terbukti dengan adanya sebuah karya seorang empu seni karawitan yang merupakan warga Tahunan yaitu Ki Wasitodiningrat.

Potensi yang paling menonjol serta paling dikembangkan saat ini adalah kerajinan batik serta kain jumputan. Batik jumputan adalah teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat kain menggunakan tali-tali dengan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian dicelupkan ke dalam pewarna. Kain jumputan merupakan batik jenis baru. Batik jumputan Jogja juga menggunakan teknik celup rintang yaitu menghalangi bagian tertentu agar tidak menyerap warna yang tertentu pula.

Dalam penguatan atraksi daya tarik wisata dan khususnya dalam produk buatan sendiri Kampung Wisata Tahunan menciptakan sentra kain jumputan, banyak sanggar yang memajang produk batik dan kain jumputan di sepanjang jalanan utama di Tahunan. Dalam berbagai tempat juga mengadakan workshop proses kondisi dan cara pembuatan sebuah sentra kerajinan batik serta kain. Terdapat banyak gallery atau show room yang memamerkan hasil karya kain jumputan dan menyelenggarakan pelatihan mulai dari proses awal hingga proses akhir bagi wisatawan maupun warga lokal yang berkunjung dan berminat untuk belajar membuat kain jumputan.

Penulis bersama Ibu Agus (sumber: dokpri)
Penulis bersama Ibu Agus (sumber: dokpri)
Dalam kesempatan ini, saya mengunjungi Ibu Agus yaitu ketua salah satu kelompok dalam pembuatan batik jumput bernama Ibu Sejahtera di Kampung Wisata Tahunan. Beliau juga merupakan bagian pemasaran di kelompoknya. Kemudian, kami berbincang mengenai kain jumputan yang dikelola oleh beliau sendiri dan para anggotanya.

Ibu Agus memulai bisnis kain jumputan di tahun 2011. Pada awalnya hanya dalam kelompok yang kecil yang kemudian berinisiatif untuk mengundang seorang instruktur agar dapat mengajari bagaimana proses pembuatan kain jumputan. Lalu, saat sudah dapat untuk menghasilkan jumputan sendiri, Ibu Sejahtera mulai berjalan dan berkembang dengan baik yang berdampak pula dengan menambah jumlah anggotanya.

"Mengapa Ibu memilih untuk belajar jumputan daripada batik yang biasanya?"

"Karena jumputan sendiri belum begitu banyak di pasaran dan belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, modal awalnya tidak begitu banyak dan untuk tenaga kerjanya juga tidak membutuhkan banyak orang." tutur beliau.

Untuk proses pembuatan batik jumputan, membutuhkan waktu yang berbeda-beda dari masing-masing orang atau anggota. "Ya tergantung dari orangnya mbak, kalau dia rajin ya cepet selesai tapi kalau enggak ya pasti lama. Semisal orangnya cepet mengerjakannya ya bisa kira-kira 4 hari selesai. Kalau yang lama itu bisa sampe berbulan-bulan baru jadi juga ada." jelas beliau.

Cara pembuatan kain jumputan cukup mudah, namun juga butuh ketelatenan dan kesabaran. Pertama yaitu menyiapkan alat dan bahannya seperti kain, plastik, karet gelang atau tali rafia, kelereng, pewarna, dan sebagainya tergantung dengan pembuatnya ingin membuat yang seperti apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun