1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah
Oleh :
ILHAM ZULKARNAEN, M.Pd.
Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 – 119B
Kabupaten Tulungagung
Sejak pandemi wabah penyakit COVID-19 di Indonesia sekitar bulan Maret 2020, proses kegiatan belajar mengajar di kelas mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi sementara dihentikan dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau PJJ dengan menggunakan fasilitas internet yang dapat diakses dari rumah dengan media komputer (PC atau laptop) dan Handphone.
Pembelajaran jarak jauh oleh kalangan pendidikan dikenal dengan istilah “Belajar Dari Rumah (BDR)”. Pendidikan dan pengajaran dilakukan secara online, guru harus tetap berinovasi dan kreatif dalam menyiapkan materi pembelajaran agar bisa diakses oleh semua siswa, dalam artian berpihak pada siswa. Sebab tidak semua siswa bisa mengakses aplikasi pembelajaran jarak jauh yang disajikan oleh guru, karena keterbatasan quota internet atau karena jenis dan fasilitas di handphone yang tidak memadai.
Alhamdulillah, situasi pandemi wabah penyakit COVID-19 di Indonesia sekarang sudah menurun dan keadaan berangsur-angsur membaik, sehingga proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas sudah bisa dimulai lagi walupun masih bersifat terbatas (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas/PTMT). Saya selaku calon guru penggerak tetap melakukan kegiatan pembelajaran yang menarik bahagia dan bermakna agar bisa mewujudkan profil pelajar pancasila sesuai dengan pemikiran kerangka pembelajaran Ki Hajar Dewantara.
1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Perubahan sementara terhadap proses pembelajaran tatap muka terbatas sekarang ini ada sedikit kekurangannya. Tidak semua siswa hadir disekolah, kapasitas yang hadir di sekolah dibatasi, per kelas hanya 50% yang boleh masuk sekolah, sisanya melakukan kegiatan pembelajaran di rumah atau daring.
Kebetulan materi yang saya angkat disini adalah tentang peralatan jaringan komputer, khususnya memasang konektor RJ 45 ke kabel UTP. Dimana materi ini membutuhkan aksi nyata / praktik. Sebelum pandemi wabah penyakit COVID-19 melanda Indonesia, biasanya materi ini selesai dalam kurun waktu 2 (dua) kali pertemuan. Karena pembelajaran sekarang masih diberlakukan terbatas, maka materi ini terselesaikan dalam kurun waktu 4 (empat) kali pertemuan.