Pembudidayaan maggot tidak terlalu sulit, dikarenakan maggot berkembang biak secara alami dan mudah didapatkan. Maggot dapat hidup pada iklim tropis maupun subtrobis sehingga maggot dapat dibudidaya di Indonesia yang beriklim tropis.
Lalat BSF ini berbeda dengan lalat hijau, karena lalat BSF lebih memilih pada media yang bersih dan berbau fermentasi contohnya fermentasi dari sisa sayuran dan buah-buahan berbeda dengan lalat hijau yang suka dengan kotaran dan berbau.Â
Maka dari itu maggot dapat menjawab permasalahan yang ada di Indonesia salah satunya masalah sampah, terutama masalah sampah organik. Karena maggot dapat mengonsumsi sampah organik dengan cepat.
Pakan menjadi hal penting dalam berternak. Pakan yang baik menjadi penentu kualitas hewan ternak. Agar menjadikan hewan ternak berkualitas dan sehat, pakan yang diberikan juga harus berkualitas. Biasanya maggot diberikan pada hewan ternak jenis unggas maupun jenis ikan.Â
Maggot BSF merupakan pakan yang berkualitas dan bernilai unggul. Karena, maggot mengandung protein sebesar 40% dan asam amino dan kandungan lain dapat ditemukan pada larva lalat BSF ini. Maggot memiliki keunggulan sebagai penggunaan pakan ternak. Yaitu:
- Maggot tidak memiliki bau yang menyengat dan tidak menularkan penyakit.
- Maggot memiliki tekstur yang tidak keras, sehingga memudahakan ternak untuk memakannya.
- Untuk Budidaya maggot sendiri tidak membutuhkan banyak tempat dan biaya untuk budidayanya cukup terjangkau.
Adapun fase Metamorfosis maggot
- Telur. Induk maggot dapat bertelur antara 400-800butir dan butuh waktu 4 hari untuk menetas menjadi larva
- Larva. Fase ini larva hanya bisa mengonsumsi makanan yang lembut karena larva belum memiliki mulut yang sempurna.
- Repupa, pada fase ini adalah perubahan antara larva yang akan menjadi pupa. Pada fase repupa ini sangat cocok dijadikan pakan ternak baik itu jenis unggas atau jenis ikan.
- Pupa, pada fase ini maggot akan berubah menjadi lalat yang memerlukan waktu setengah bulan untuk berubah menjadi lalat.
- Lalat, setelah melewati fase pertumbuhan, terakhir adalah fase menjadi lalat. Fase ini lalat menghabiskan waktunya dengan berkembang biak.
Penulis: Muhammad Ilham Wakhid Khoirul Muna
         Meilan Arsanti, S. Pd., M.Pd.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H