Mungkin bagi sebagian orang bertanya-tanya dalam benaknya mengenai TB Paru, TB Paru apa itu? Sesuai dengan judulnya, tapi disisi lain sebagian yang lain juga sudah tidak asing lagi dengan istilah ini, apalagi yang sudah pernah mengalaminya, baik yang mengalaminya itu adalah keluarga, kerabat, teman atau bahkan kita sendiri.Â
TB Paru adalah nama dari sebuah penyakit kalo dulu orang lebih mengenal dengan istilah TBC (Tuberkulosis). Mengutip dari hellosehat.com, TB Paru atau TBC (tuberculosis) adalah "penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.Â
Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru sehingga disebut TB Paru. Orang awam biasa menyebutnya dengan flek paru atau paru-paru berlubang".Â
Sebenarnya saya ngangkat tulisan ini karena saya pribadi adalah pasien TB Paru. Sekitar bulan Januari tahun 2019 saya mengalami hal yang menurut saya biasa dialami orang banyak yaitu kurang enak badan (meriang) dan demam.
Menurut saya ini hal biasa karena ketika imun atau daya tahan tubuh kita sedang turun-turunnya alias drop dan kurang fit hal ini biasa terjadi dan banyak faktor yang melatar belakangingya, bisa karena kelelahan akibat bekerja atau bisa juga karena makan dan istirahat yang tidak teratur. Apapun bisa menjadi faktornya.
Tapi kali ini saya rasa ada yang berbeda, kurang enak badan (meriang) dan demam yang saya alami terus berlanjut di beberapa hari berikutnya, ditambah badan terasa begitu lemas.Â
Klimaksnya saya harus dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi yang tak kunjung turun, Diagnosis awal saya terkena typus, saya pun sempat mengamini hal tersebut mungkin karena setahun belakangan saya disibukan dengan kerjaan yang tak kunjung usai dan dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaan alias lembur.
Singkat cerita saya masuk menjadi member rawat inap di RS, tapi setelah beberapa hari menjadi member rawat inap, demam pun tak kunjung turun, lebih tepatnya naik-turun.Â
Diagnosis kedua saya terkena DB (demam berdarah). Hari berikutnya pun masih sama demam masih naik-turun (fluktuatif). Karena dirasa mencurigakan, dokter pun menyuruh saya untuk tes darah ditambah rontgen (ronsen). Dari hasil tersebut lebih tepatnya hasil rontgen (ronsen), fix saya terkena TB Paru.
Saat itu saya sontak menjawab jika saya bukan perokok, tapi memang di sisi lain saya sering berkumpul atau bersinggungan dengan orang-orang yang merokok (aktif), bisa dibilang saya sebagai perokok namun (pasif).