Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Musyafa
Muhammad Ilham Musyafa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Yang kenal bilang extrovert, yang ga kenal bilang introvert, yang deket bilang gila

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sedikit Pengalaman Unik Saya tentang Anxiety/Kecemasan

24 September 2014   05:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:44 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya teringat sekali sekitar 3 tahun yang lalu ketika saya menghadapi apa yang disebut dengan UN (Ujian Nasional), bak sebuah kiamat kecil bagi siswa SMA seperti saya dulu yang membawa saya ke surga perkuliahan sampai sekarang ini, kalau orang sudah tau kapan kiamat itu terjadi tentu mereka akan menyiapkan bekal dalam diri mereka sebaik mungkin. Belajar, adalah cara siswa mengumpulkan bekal untuk menghadapi kiamat kecil tersebut caranya pun bermacam-macam mulai dari rutinnya mengikuti bimbingan belajar, berdoa lebih banyak dari biasanya dan sebagainya. Seperti siswa yang diutus dari surga, saya dengan percaya dirinya merasa bahwa saya sudah siap menghadapi kiamat tersebut, merasa tak berdosa dan yakin bahwa akan lulus. Tidak ada ritual khusus yang saya lakukan ketika saya akan menghadapi UN, okelah ibadah tapi tidak sebanyak yang teman saya lakukan, bimbingan belajar? beberapa bulan setelah itu keluar. Persiapan saya lebih pada mental, bagaimana mental saya ketika pagi-pagi sudah diawasi oleh pengawas yang entah berasal dari alam mana? mental saya ketika saya dihadapkan dengan Lembar Jawaban Komputer yang tak boleh rusak, dsb. Saya hanya membayangkan ketika saya sudah memiliki amunisi yang cukup untuk dibawa ke medan perang dan ketika itu saya melihat musuh lebih menyeramkan dari apa yang saya bayangkan lalu dengan tergesa-gesa saya mengeluarkan amunisi satu persatu dengan tidak beraturan, buat apa banyak kalau tidak bisa mengoperasikannya satu persatu secara maksimal. Boleh belajar "mata pelajaran" secara terus-menerus, tapi belajar lah juga untuk menghadapi "mata pengawas ujian".

Tenang, adalah kunci yang terpenting, tidak perlu cemas secara berlebihan. Tenangkan diri dan percaya pada diri bahwa kita telah berusaha yang terbaik. Tidak semua rasa cemas memiliki kesan yang negatif. Faktanya, rasa cemas (anxiety) penting untuk ada di berbagai kondisi. Kenapa? sebagai contoh rasa cemas membuat kita lebih waspada dari bahaya yang mungkin datang. Kalau ditinjau dengan pendekatan evolusioner, anxiety ada sebagai salah satu tools yang dipakai manusia dahulu kala untuk survive dalam hidup.

Banyangkan ketika kita hendak menyebrang rel kereta lalu kita merasa tegang, kita sangatlah wajar untuk merasa tegang atau cemas lalu bayangkan jika sebaliknya, kita terlalu tenang, yang kita dapatkan juga istirahat selamanya dengan tenang. Cenderung tidak waspada, pastinya akan lebih mudah terkena bahaya di kehidupan ini. Atau ketika kita melihat nilai kita merah di dalam rapot kita, kita masih merasa tenang? lalu merasakan kemacetan lalu lintas padahal kita sudah telat untuk bekerja atau datang ke sekolah, apa kita masih merasa tenang?

Sekali lagi cemas bukanlah selalu dipandang sebagai hal yang negatif, cemas bukanlah sesuatu hal yang dibayangkan bahwa kita akan takut pada kondisi tertentu. Cemas dan takut tentu memiliki perbedaan. Kecemasan cenderung tidak memiliki penyebab yang jelas sedangkan rasa takut biasanya memiliki stimulus yang jelas.

Seseorang dikatakan takut ketika ia melihat ular di kamarnya yang sudah jelas ada dihadapannya berbeda dengan seseorang yang dikatakan cemas ketika ia khawatir akan adanya ular di kamarnya (yang padahal belum tentu ada). Atau seseorang yang melihat kekasihnya selingkuh yang dia lihat langsung dengan mata kepala sendiri belum lagi itu adalah sahabat kita sendiri, berbeda dengan seseorang yang cemas ketika ia khawatir kekasihnya akan selingkuh padahal seharian ini dia sama pacarnya dan dia juga baru pacaran satu hari, tapi itulah yang dinamakan cemas.

Ngomong-ngomong kok jadi ngalor ngidul ke pacaran ya? Oke apapun itu kita balik lagi ke topik, yang mungkin teman-teman akan hadapi nantinya baik UTS, UAS ataupun Ujian Nasional dan sudah mempersiapkannya dengan baik, tidak ada alasan bagi kawan-kawan untuk takut menghadapinya. Namun kalau merasa cemas dalam menghadapi ujian, tidak perlu khawatir. Kendalikan itu dan selalu ingat kamu telah melakukan yang terbaik.

~Inspired by account @PsikologiID, thanks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun