Sudah lama kita tidak mendengar kabar dari makhluk ini yang sering kali tampil dilayar kaca, mungkin karena beritanya yang mulai tenggelam karena tahun ini adalah tahun piala dunia dan pemilu. Oleh karena itu makhluk ini kalah pamor oleh kedua hal tersebut, tapi belakangan mulai mencuat ketika makhluk ini menyerang salah satu public figure kita. Tidak diragukan lagi makhluk ini memang selalu menjadi momok yang menyeramkan bagi setiap kalangan masyarakat baik tua maupun muda, pria atau wanita, kaya atau miskin, yang jelas makhluk ini tiada gencarnya menyerang setiap orang yang menyentuhnya tanpa terkecuali.
Beruntunglah, saya adalah orang yang tidak pernah bertemu bahkan menyentuh makhluk tersebut. Hanya dari media dan mulut ke mulut lah saya mengetahui betapa kejinya makhluk ini, bagaimana orang yang saya cintai pun juga tidak luput dari terkamannya, bagaimana banyaknya prestasi yang gugur sia-sia hanya karenanya, membuat pikiran saya seolah terbuka tentang bagaimana kekejaman yang makhluk ini miliki.
Drug itu lah sapaan dari makhluk biadab ini, makhluk yang katanya menenangkan dan sebagainya. Bahkan sempat terlintas dipikiran saya betapa nikmatnya mereka yang sudah terjerat dalam pelukan makhluk tersebut. Seolah setiap orang yang menjadi korbannya selalu merasakan nyaman dibuatnya. Tiap -tiap orang yang sudah merasakan depresi dipuncaknya dengan mudahnya merasakan 'fly' seolah tanpa ada beban sedikitpun dihidupnya. Karena fantasi negatif itu lah saya berfikir sesekali untuk mencoba.
Tetapi setelah saya berfikir ulangternyata saya dari dulu sudah di diagnosis sebagai pecandu. Anehnya saya tidak menyadari hal ini karena mungkin seperti pecandu lain, yang tidak pernah sadar kalau ia sudah 'terjangkit'. Tapi saya merasa senang, malah saya berharap agar semua orang biar menjadi pecandu seperti yang saya rasakan sekarang.
Yup, 'you are my biggest drug' Cinta, teman, dan sahabat adalah 'drug' bagi saya, untuk apa saya mendekati benda-benda haram tersebut kalau kita sendiri disadari atau tidak masih punya banyak cinta disekeliling kita yang menjadi 'penenang', 'penawar' dan solusi bagi masalah-masalah kita dari mulai yang kecil sampai yang tersulit sekalipun.
Jadi saya begitu senang menjadi pecandu bagi hal yang satu ini dan saya harap teman-teman semua yang mungkin sudah berada di titik jenuh agar lebih bisa menghargai lagi cinta disekelilingnya, bukan drug yang mengambil sahabat kita tapi sahabat kita lah yang seharusnya menggantikan drug tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H