Mohon tunggu...
ILHAM SUMARGA
ILHAM SUMARGA Mohon Tunggu... Guru - Buruh Pendidik

Sebuah celotehan dalam tulisan~

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

PB Djarum Pamit!

9 September 2019   07:12 Diperbarui: 9 September 2019   07:19 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngomongi soal eksploitasi. Benarkah semua peserta (anak-anak) yang mengikuti audisi di PB Djarum di lakukan pemerasan? Coba lakukan survie, saya rasa para peserta bangga bisa ikut dalam audisi itu. Hanya pemikiran pendek dan buruk sangka saja yang memperburuk suasana.

Mereka hanya berpacu pada satu indikator, ketika ditanya, tahu Djarum itu apa? Produk rokok, yang lantas membuat anak ingin merokok, atau mempromosikan rokok. Iya, benar memang rokok (tembakau), tapi dibalik produknya, ada spirit (semangat) untuk menyaring potensi anak bangsa. Moralitas inilah yang perlu kita jaga, bukan hanya asal kritik, dan berdalih regulasi, UU, Peraturan Pemerintah, dsb.

Jika bukan pihak swasta (rokok) yang memberikan beasiswa, lantas siapa lagi yang akan memberikan beasiswa itu? Pengabdian PB Djarum selama hampir 50 tahun menjadi sejarah atlet bulutangkis Indonesia.

Semoga KPAI dan Yayasan Lentera Anak bisa memberikan beasiswa bulutangkis tahun depan, menggantikan PB Djarum.     

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun