Mohon tunggu...
Ilham Sanhua
Ilham Sanhua Mohon Tunggu... Supir - Pelajar

Sebagai pelajar disela sela saya jenuh dengan metode yang monoton saya memilih untuk menulis sebagai media menghilangkan kejenuhan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bermain Fiksi Tentang Wanita

1 April 2024   22:24 Diperbarui: 1 April 2024   22:43 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimulai dengan fiksi tentangnya       Bercanda dengan keindahannya                   Dan terjerumus jika tidak bisa mengendalikannya....wanita


Hanya anak dibawah umur yang tak tersenyum kecil dengan judul diatas, dan artikel ini memang diperuntukan untuk yang sudah 18+ ya hehehh.

         Temen - temen semua apa yang kalian fikirkan ketika pertama kali mendengarkan kata wanita?Tipu daya,kecantikan, keindahan, tulang rusuk, atau hawa??Didalam hidup sungguh banyak pelajaran yang bisa kita petik ketika diri manusia pandai menyadari apa yang bisa diambil dari kejadian sebelumnya. Tak ada keraguan sedikitpun dalam diri ini ketika memilih kata - kata diatas!


      Dalam banyaknya masalah di kehidupan sedikit yang luput dari zona harta tahta wanita. Menulis tentangnya memang memakai kata fiksi, tetapi tidak dengan pengalamannya hehehhhh.
Sampai - sampai dalam diri terkadang timbul pertanyaan besar tentang bagaimana seorang suami yang telah menikah bertaun - taun dengan istrinya, apakah benar didalam hatinya masih ada sisa cinta atau lebih beralih ke kebersamaan atau bahkan malah mencintai karna keterbiasaan?

        Saat pengalaman pribadi menyadarkan, ternyata wanita itu lebih indah ketika menjadi fiksi dari pada sebagai fakta. Tidak bisa dimengerti atau didapat dengan cara membaca tetapi pengalaman ini saya dapatkan langsung ketika sedang dekat dengan seorang wanita. kesadaran ini sebenernya baru saya dapat ketika lama tidak bergelut dan terfikirkan tentangnya, tiba tiba dia datang dengan sendirinya Seolah - olah alam telah mengatur pertemuan antara saya dengan dirinya untuk kesadaran ini. 

waktu pertama bertemu volume dan value nya tinggi seperti tampak keindahan yang rupanya sempurna sampai - sampai terkadang yang melihatnya merasa takjub akan keindahannya dan tanpa kita sadari bahwa itu sifatnya masih khayalan, imajinasi, fiksi. Padahal itu semua tidak benar teman dan keindahan fiksi yang indah itu akan pudar seiring kita semakin dekat dengannya dan akan semakin pudar seiring berjalannya waktu. yang kemudian saya merasa baiknya pengalaman yang mungkin kecil dan tidak seberapa ini untuk ditulis karna banyak dari kaum kita yang tertipu dengan keindahan fiksi itu sendiri.

        Jangan salah memilih pasangan hidup!jalan pernikahan itu panjang tidak bermanfaat kecantikan tanpa agama, tidak bermanfaat harta tanpa agama, tidak bermanfaat silsilah keturunan tanpa agama.

          Terkadang bagi seseorang lelaki ia bisa menjadi pemicu menuju hal yang baik untuk membangun istananya sendiri, dan juga bisa sebaliknya. Bahkan tak jarang terdengar pria yang berebut wanitanya dengan yang lain, karna dari sebagian pengalaman diri ini juga hampir melalukan hal seperti itu namun akal sehat menolaknya, hahahhh. Tak ada yang salah dengan sesosok wanita karna pada hakikatnya ia ditakdir sangat baik untuk hal kehidupan nyaman untuk menemani dan mendampingi.

Cinta yang berlebih memang sering menimbulkan malapetaka, tetapi dengan cinta yang di iringi kebijaksanaan maka ia bisa menjadi sebuah sejarah dalam qolbu tertentu.
Love is one big ilussion, cinta adalah satu ilusi yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun