Mohon tunggu...
Ilham Saputra
Ilham Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Yang diucapkan akan lenyap, yang ditulis akan abadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta sebagai Sebuah Penjabaran

28 Desember 2020   15:31 Diperbarui: 28 Desember 2020   15:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Sebelum masuk kepada pembahasan ini, penulis akan menggambarkan arti/definisi cinta itu bagi penulis sendiri. Cinta merupakan suatu bentuk abstrak yang bersifat alami karena terbentuk atas benturan-benturan dari dimensi batin akibat pandangan mata yang ditujukan terhadap sesuatu, entah itu benda maupun makhluk hidup sehingga mengaktifkan berbagai macam rangsangan kebahagiaan atas kemunculan dari sesuatu. Jadi pada dasarnya, cinta itu tak berwujud (abstrak), dihasilkan atas reaksi terhadap sesuatu yang dipandang. Inilah definisi cinta bagi penulis.

Kahlil Gibran mengatakan bahwa cinta adalah sesuatu yang menggetarkan. Maksudnya adalah cinta merupakan suatu getaran yang berkaitan erat dengan perasaan, karena perasaanlah yang membuat getaran alami dalam tubuh di samping kerusakan syaraf, otot, dan lain-lain.

Namun Thomas Hobbes mendefinisikan cinta sebagai bentuk dari kemurnian hati, anugerah, gejala yang agung, dan sejenisnya. Hal serupa juga dinyatakan oleh Sigmund Freud dan Alfred Kinsey, mereka mendefinisikan cinta sebagai suatu gejala biologis. Freud mendasarkan cinta pada hasrat libidinal (libido). Namun Alfred Kinsey, mendefinisikan cinta sebagai dorongan seksual, yaitu upaya untuk memiliki keturunan.

Sechler mendefinisikan cinta sebagai tindakan primordial manusia yang mendasari tingkat lain. Jika seseorang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap sesuatu, maka semakin angkuhlah dia memandang hal lain sebagai hal yang tidak mampu untuk menandingi objek yang dicintainya tersebut.

 Namun, mari kita coba untuk mengesampingkan hal-hal yang telah dituliskan di atas dan berusaha untuk memahami sebuah puisi yang ditulis oleh Rangga kepada Cinta pada film/novel Ada Apa Dengan Cinta? (AADC). Di sana, rangga menuliskan bahwa :

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karna cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya.
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
Karena aku ingin kamu, itu saja.

Bagaimana? Apakah Puisi terkait cinta yang ada pada film AADC ini bisa kalian kaitkan dengan definisi-definisi cinta yang telah penulis ungkapkan sebelumnya? Jika tidak mari simak pernyataan penulis terkait hal ini.

Pada dasarnya, cinta merupakan wujud atas reaksi dari getaran-getaran batin dalam diri seseorang. Sehingga cinta dapat melahirkan rasa gejolak di dalam dimensi perasaan. Namun karena itulah manusia dapat melahirkan rasa angkuh karena ia tak mampu menahan dampak atas gejolak-gejolak yang dialaminya. Sehingga karena cinta, manusia bisa melahirkan kebencian. Untuk menanggulangi hal ini, hal yang maklum jika manusia memiliki rasa cinta yang bermacam-macam.

Sebagai penutup, penulis mengutip perkataan dari Rocky Gerung terhadap cinta :

Cinta indah sebagai fiksi, namun buruk sebagai fakta.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun