Mohon tunggu...
Ilham Ruhiat
Ilham Ruhiat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Salahkah Saya, Jika..."

26 November 2017   01:12 Diperbarui: 26 November 2017   01:23 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salahkah saya jika...........saya berusaha menjadi manusia yang mematuhi peraturan, tetapi manusia lainnya mendorong dan memaksa saya untuk menjadi bagian dari mereka yang melanggar peraturan? Padahal itu demi kebaikan mereka juga.

Salahkah saya jika..........saya mencoba untuk melakukan yang hal baik, tetapi malahan saya dipandang sok suci, munafik, dan cemoohan lainnya yang menjatuhkan saya? Padahal itu demi kebaikan mereka juga.

Salahkah saya jika...........saya melakukan sesuatu hal ditempat yang seharusnya, senormalnya, dan sewajarnya, tetapi ada saja orang-orang yang tidak tahu aturan? Padahal itu demi kebaikan mereka juga.

***

Itulah yang saya rasakan di Jakarta saat ini. Apa yang saya lakukan di Jakarta serba salah, terlebih lagi jika berada di jalan-jalan raya. Disitu seperti berada di "Padang Mashyar"-nya jalanan Jakarta. Dari orang yang taat  peraturan, hingga yang melanggar peraturan. Dari orang yang jalan sesuai jalur, hingga jalan di jalur yang tidak semestinya, dan hal-hal lain yang unik yang saya temukan di satu tempat, yaitu jalan raya di Jakarta.

Saat ini, memang benar jika ada pernyataan bahwa masyarakat Indonesia mengalami degradasi moral saat ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Degradasi moral karena individualistisnya yang tidak wajar (egois). Merasa dirinya melakukan hal yang wajar, tetapi sebenarnya sangat mengganggu orang-orang disekitarnya. Disaat kita menegurnya supaya tidak melakukan kesalahan, malah kita yang ditegur balik, terkesan bahwa kita yang melakukan kesalahan. Padahal kita melakukan peneguran tersebut juga demi kebaikan sesama masyarakat, bukan hanya demi kebaikan diri kita sendiri.

"YAA, NAMANYA JUGA MANUSIA. SUKA KHILAF". Sebuah paradigma klise yang acapkali diucapkan orang-orang jika melakukan kesalahan. Apa salahnya jika mengakui kesalahan yang telah dilakukan, dan membiasakan meminta maaf? Bukannya memang itu sudah seharusnya dilakukan? Tapi nyatanya saya jarang menemukan hal tersebut di jalanan Jakarta.

Berbicara soal paragraf diatas, saya baru saja mengalami pengalaman yang berkaitan. Dimana disaat saya MENEGUR SESEORANG UNTUK MEMATIKAN ROKOKNYA SAAT MENYETIR KENDARAAN, MALAH DIA MENEGUR BALIK "LO SIAPA?" SAMBIL MEMBELALAKAN MATANYA. 

PADAHAL SEHARUSNYA IA MEMATIKANNYA KARENA SALAH SATU ADAB MENYETIR KENDARAAN IALAH TIDAK MENYALAKAN ROKOK SAAT MENYETIR. Karena abu/bara rokoknya dapat mengganggu bahkan membahayakan orang-orang disekitarnya saat di jalan raya. Tapi ya bagaimana lagi? Sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Jakarta, menyetir sambil merokok.

Yang kedua ialah, saya memiliki pengalaman MENEGUR ORANG YANG MENYETIR MOTOR MELALUI TROTOAR. TETAPI MALAH TETAP MENGHALANGI JALAN SAYA DAN BERKATA "BERISIK!". PADAHAL SAYA JUGA MENEGURNYA KARENA HAL ITU SANGAT MENGGANGGU PEJALAN KAKI LAIN, BUKAN HANYA SAYA SAJA. Tapi ya bagaimana lagi? Masih menjadi budaya beberapa masyarakat Jakarta, menyetir sepeda motor diatas trotoar dengan alasan supaya cepat.

Yaa, beginilah gambaran tentang bagaimana moral beberapa masyarakat Jakarta yang masih dibawah rata-rata. Masih hanya memikirkan bagaimana dirinya tanpa memperdulikan orang lain. Tetapi meskipun begitu, masih ada beberapa yang memiliki akal sehat dan memperdulikan sekitarnya, meskipun hanya segelintir orang saja. Kita tetap harus menghargai usaha mereka yang masih ingin peduli akan keselamatan baik diri sendiri maupun orang-orang sekitar saat berada di jalan raya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun