Mohon tunggu...
ilhamnawwafrafif
ilhamnawwafrafif Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontra-Radikalisme, Melawan Radikalisme Dunia Maya

27 November 2024   05:12 Diperbarui: 27 November 2024   08:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam era digital yang semakin maju, dunia maya telah menjadi ruang tanpa batas yang menyediakan berbagai peluang positif, namun juga memunculkan ancaman serius, termasuk penyebaran paham radikal. Radikalisme di dunia maya merupakan fenomena yang kian marak, di mana kelompok atau individu dengan ideologi ekstrem memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan propaganda, merekrut anggota, dan mengkoordinasikan aksi-aksi yang merugikan masyarakat.  

Platform media sosial, forum daring, hingga aplikasi pesan instan menjadi medan utama bagi penyebaran radikalisme. Pesannya sering kali disamarkan melalui narasi keagamaan yang menyimpang, isu politik, atau sentimen kebencian terhadap kelompok tertentu. Hal ini semakin diperparah oleh algoritma platform digital yang cenderung memperkuat polarisasi dan menyebarkan konten ekstrem ke audiens yang rentan.  

Namun, upaya kontra-radikalisme di dunia maya juga telah berkembang pesat. Pemerintah, organisasi masyarakat, dan komunitas digital semakin gencar meluncurkan kampanye untuk melawan narasi radikalisme. Salah satu pendekatan yang diambil adalah peningkatan literasi digital, agar masyarakat dapat lebih kritis dalam menyaring informasi yang diterima. Selain itu, pembuatan konten positif dan narasi alternatif menjadi strategi penting untuk menangkal ideologi radikal dengan menyajikan pesan-pesan yang mendorong perdamaian, toleransi, dan keberagaman.  

Pemerintah melalui unit khusus, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Indonesia, juga telah memanfaatkan teknologi untuk mendeteksi dan memblokir konten-konten yang berpotensi memicu radikalisasi. Bersamaan dengan itu, kerja sama global antara negara, perusahaan teknologi, dan organisasi internasional dilakukan untuk memutus jejaring radikalisme yang bersifat lintas batas.  

Namun, upaya kontra-radikalisme ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu. Seluruh elemen masyarakat memiliki peran penting, baik dalam melaporkan konten radikal, menyebarkan pesan perdamaian, maupun membangun dialog yang inklusif di ruang digital. Dengan pendekatan kolaboratif ini, dunia maya dapat menjadi ruang yang lebih aman, produktif, dan mendorong harmoni di tengah keberagaman.

Melawan radikalisme di dunia maya bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, ancaman ini dapat diminimalkan, dan masa depan digital yang lebih baik dapat diwujudkan. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan, melawan radikalisme dengan toleransi, dan menjaga dunia maya tetap menjadi tempat yang aman bagi semua. Kontra radikalisme adalah tanggung jawab kita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun