Mohon tunggu...
Ilham Muin
Ilham Muin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dua Jempol untuk Menteri Pariwisata

24 Desember 2017   07:54 Diperbarui: 24 Desember 2017   08:02 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Arief Yahya memang bukan orang biasa. Putra Banyuwangi ini sudah melewati banyak tantangan. Dan sukses. Sebelum menjadi Menteri, ia adalah direktur utama PT Telkom. Di bawah komandonya, Telkom tampil sebagai perusahaan kelas dunia dengan laba ber triliun rupiah. Secara personal, Ia juga kerap memperoleh penghargaan sebagai CEO terbaik.

Salah satu yang segera dibenahi adalah menemukan kata yang tepat sebagai brand pariwisata Indonesia. Akhirnya ditemukan kata yang benar-benar powerful. Wonderful Indonesia. Brand inilah yang dipromosikan secara besar-besaran ke seantero dunia. Ke Eropa, Amerika, China hingga Australia. Iklan-iklan Wonderful Indonesia memenuhi ruang-ruang publik di New York, menghiasi bus-bus umum kota di London. Bahkan Televisi Al Jazeera pun kebanjiran iklan Wonderful Indonesa.

Tak hanya itu, Kemenpar juga rajin mengikuti pameran-pameran pariwisata di sentero dunia. Di Jerman, Shanghai hingga ke Brisbane Australia. Penerbangan-penerbangan langsung ke kota-kota ternama dunia juga terus di tambah jumlahnya.

Hasilnya fantastis. Dalam berbagai kompetisi pariwisata tingkat dunia, Wonderful Indonesia berhasil menyalip Truly Asia-nya Malaysia maupun Amazing-nya Thailand. Brand pariwisata Asean perlahan bergeser ke Indonesia. Tak lagi melulu milik Malaysia maupun Thailand.

Selesai dengan urusan Brand, Kemenpar terus melangkah maju. Program-program lainnya terus diluncurkan. Diantaranya mengusulkan kebijakan bebas visa kunjungan. Walaupun banyak di tentang, kebijakan ini konsisten berjalan. Bahkan telah menjangkau ratusan Negara. Untuk persoalan ini, Jokowi berdiri di belakang Arief Yahya.

Sejalan dengan berjalannya kebijakan-kebijakan pariwisata tersebut, perbaikan infrastruktur pariwisata dalam negeri terus dibenahi. Bahkan digenjot secara massif. Pos-pos perlintasan di perbatasan dibangun total. Pos perbatasan di Atambua NTT, Nunukan di Kaltara dan Merauke di Papua tampil dengan gaya megah dan modern. Menjadi kebanggaan bagi warga perbatasan sekaligus magnet penarik bagi rakyat negara tetangga.

Bandara-bandara internasional sebagai pintu gerbang utama negeri juga di benahi. Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta yang diresmikan langsung penggunaannya oleh Jokowi diklaim bahkan mengalahkan Bandara Changi di Singapura. Baik dari sisi arsitekturnya maupun modernisasi perangkat penerbangannya.   

Selain itu Kemenpar juga melahirkan 1 kebijakan baru pariwisata. Menetapkan 10 Bali baru. 10 destinasi wisata baru yang dikerjakan secara serius dan ditargetkan mampu mengejar popularitas Bali.

Ke 10 destinasi itu adalah Danau Toba di Sumatera utara, Semeru-Bromo-Tengger di Jawa Timur, Belitung di Babel, Mandalika di Lombok, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Seribu di Jakarta, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Morotai di Maluku utara, Tanjung Lesung di Banten, dan Pulau Komodo di NTT.

Jika sepuluh destinasi ini rampung, Indonesia tak hanya akan di kenal karena Bali nya semata. Namun seantero negeri akan menjadi magnet penarik bagi kunjungan wisatawan di masa depan.

Bukti nyata keberhasilan sektor pariwisata ini secara riil dapat di potret di bidang ekonomi. Di tahun 2015, sektor pariwisata bertengger di urutan ke 4 sebagai penghasil devisa terbesar bagi Indonesia. Di tahun 2016 bergeser ke posisi kedua setelah CPO. Dan di prediksi, tahun 2019, pariwisata akan menjadi penghasil utama devisa bangsa mengalahkan sektor migas maupun industri sawit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun