Mohon tunggu...
Ilham Medal J
Ilham Medal J Mohon Tunggu... Dosen - Psikologi

Two Wheelers fueled by caffeine

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membimbing Buah Hati: Pentingnya Mewaspadai Perundungan

21 Oktober 2024   11:13 Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi PKM Perundungan UNIBI SD KARTIKA IX Bandung

Pada bulan Oktober ini, Fakultas Psikologi UNIBI menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat yang diadakan di SD AKrtika IX, Jalan Gatot Soebroto, Bandung. Masalah yang diangkat ialah masalah mengenai perundungan atau bullying.

Sebelum membahas bullying, kita lihat bahwa menurut Bronfenbenner, struktur masyarakat terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terkecil dalam kehidupan individu adalah keluarga. Di lapisan terkecil ini juga, individu mempelajari interaksi dengan sesama manusia untuk pertama kalinya. Hal ini membuat keluarga sebagai salah satu wadah penting untuk perkembangan individu---baik secara fisiologis maupun psikososial.

Setiap keluarga memiliki pendekatan dan gaya komunikasinya masing-masing. Pola yang digunakan oleh orangtua dalam mengasuh dan berinteraksi dengan anaknya biasa dikenal dengan pola asuh. Pola asuh memiliki empat macam tipe yakni (1) otoritatif, (2) otoriter, (3), permisif, dan (4) laissez-faire. Masing-masing pola asuh didasari dari cara orangtua memberikan kasih sayang dan menerapkan peraturan pada anak mereka. Pola asuh yang digunakan orang tua memiliki hubungan pada beberapa hal pada anak, beberapa di antaranya adalah perkembangan kognitif dan sosioemosional, serta perilaku sosial anak (Novela, 2019; Makagingge, Karmila, & Chandra, 2019; Sari, 2020).

Salah satu bentuk perilaku sosial yang negatif akibat pola interaksi orang tua-anak yang kurang tepat adalah perundungan. Namun sayangnya, tak semua orang tua dapat memberikan waktu untuk berinteraksi dengan buah hatinya, dan banyak pula orang tua yang belum mengenali gaya pengasuhan yang digunakan di dalam keluarga. Hal ini membuat beberapa anak rentan menjadi pelaku atau korban perundung. Kerentanan ini bisa dikurangi jika lingkar terkecil mereka dapat memberikan kasih saying dan pengawasan yang cukup, yakni keluarga mereka.

Selanjutnya apa itu bullying? Bullying, didefinisikan oleh  Olweus (1996, p. 265), sebagai kejadian dimana seseorang terpapar perilaku negatif secara berulang dan dalam jangka waktu yang panjang oleh pihak lain, dimana terdapat niat dari pelaku bullying, dan pihak yang terkena bully tidak dapat melawan, atau mengelak atau melarikan diri. Pada bullying hubungan antara pelaku bully dan pihak yang terbully dikarakteristikan dengan adanya perbedaan power atau kekuatan berdasarkan fisik, kekuatan, usia, maupun sosial status.

Bullying sendiri terbgai menjadi empat timpe yaitu, bullying fisik, verbal, sosial dan cyber. Bullying fisik yaitu bullying yang dilakukan secara fisik seperti memukul, mencubit, menampar, mendorong. Bullying verbal adalah bullying yang dilakukan dengan ucapan seperti cacian, makian, pemanggilan dengan nama yang kurang pantas. Bullying sosial ialah bullying dengan bentuk diskriminasi atau isolasi seseorang secara sosial, dan terkahir bullying cyber yaitu bullying yang dilakukan secara cyber seperti di sosial media.

Terdapat beberapa hal bisa kita lakukan untuk menghindari bullying, yaitu dimulai dengan meningkatkan positivitas komunikasi di keluarga, melalui pendidikan dan apabila sudah terlanjur terjadi dan merugikan secara hukum maka perlu ditempuh jalur hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun