Dalam arus globalisasi yang kian marak menghadirkan produk dan teknologi terbarukan. Mendorong masyarakat harus melek terhadap IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) untuk tidak tertingal dalam rotasi perkembangan zaman. IPTEK dapat menjadi pisau yang bermata dua. Selain memberikan manfaat tetapi juga dapat menenggelamkan seseorang dalam kemanjaan karena kemudahan yang dihadirkan oleh teknologi. Alhasil seseorang tersebut akan malas untuk belajar dan meningkatkan kemampuan diri karena seluruhnya sudah disediakan oleh teknologi. Dalam hal ini, generasi muda memegang peran yang sangat krusial agar tetap mengasah kemampuan berpikirnya untuk mengendalikan teknologi dan menghadirkan inovasi-inovasi terbaru.
Remaja, sebagai sosok yang akan menjadi pemegang tahta karier selanjutnya harus melek informasi terhadap arus ketahanan dan keberlanjutan industri di Indonesia. Apalagi jika dikaitkan dengan cita-cita negara Indonesia Emas 2045. Selayaknya cita-cita ini tidak hanya sekadar digaungkan tanpa adanya aksi. Melainkan hadir dengan berbagai inovasi yang berasal dari generasi muda itu sendiri.
Definisi Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Ini adalah masyarakat di mana permasalahan ekonomi dan sosial dapat diselesaikan melalui sistem yang mengintegrasikan dunia maya dan dunia nyata. Society 5.0 akan memungkinkan umat manusia untuk menggunakan teknologi berbasis sains terbaru seperti AI dan robotika untuk memenuhi kebutuhan dan membuat hidup manusia lebih mudah. Era Society 5.0 menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengoptimalkan sistem logistik, dan menciptakan inovasi berkualitas tinggi, bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Namun di era ini juga banyak tantangan yang harus dihadapi.
Bagi remaja, keberadaan era 5.0 dapat membuat mereka menjadi lengah, enggan mempelajari hal baru, dan bergantung pada perkembangan teknologi sehingga mengakibatkan sumber daya manusia yang ada di masa depan tidak lagi mampu mengimbangi kualitas kerja yang dibutuhkan oleh teknologi. Padahal, era 5.0 bisa menjadi peluang jika dikendalikan,
mengingat berbagai keterbatasan akibat globalisasi dan pemanasan global. Misalnya, remaja menghadapi kenaikan suhu tanpa menjaga efisiensi biaya dan kualitas lingkungan. Untuk itu generasi muda perlu banyak berinovasi menghadapi era 5.0.
Dalam hal untuk menciptakan inovasi, remaja harus haus terhadap literasi. Literasi ialah akar dari inisitif karena sumber-sumber ide dapat berasal dari buku-buku yang dibaca oleh remaja. Namun, saat ini tingkat literasi dikalangan remaja masih tergolong rendah. Bahkan jika dikaji dari segi keluangan waktu, remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget Padahal, walaupun teknologi sudah semakin berkembang apalagi jika dikaitkan dengan artificial intelligent. Peran buku tetap saja tidak dapat digantikan dalam menyalurkan ilmu. Apalagi jika mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan inovasi. Untuk itu, pemerintah harus mengadakan program untuk meningkatkan minat literasi dikalangan remaja.
Inovasi ialah penemuan baru yang memberikan manfaat besar dikalangan masyarakat. Inovasi sangat penting untuk dikembangkan apalagi di era digital. Dimana dengan keterbatasan yang kian meningkat dapat dihadirkan sebuah inovasi untuk mengatasi hal tersebut. Inovasi- inovasi ini dapat diasah oleh kaum remaja melalui partisipasi diberbagai lomba yang diadakan oleh lembaga-lembaga di Indonesia. Dengan demikian, inovasi tersebut akan terus diasah untuk bahan alternatif yang dapat mengatasi berbagai macam permasalahan di arus globalisasi.
Dengan demikian dalam hal menghadapi era society 5.0 ini remaja harus disibukkan dalam hal positif yakni memperbanyak ilmu melalui literasi dan menghadirkan inovasi. Sehingga negara memiliki aset yang luar biasa dalam mempersiapkan berbagai tantangan dalam era 5.0 terutama dalam persaingan kerja dan kualitas sumber daya manusia. Sebagai negara berkembang yang mempersiapkan generasi emas 2045, hal ini harus diperhatikan baik pemerintah maupun kalangan masyarakat.