Mohon tunggu...
Ilham Maulana
Ilham Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Keep smile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kebijaksanaan Damar Muncul

12 Juni 2024   19:31 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang sedang membaca buku/pexels.com/@Thought Catalong

Kesombongan di Lembah Hening

Di sebuah desa yang tenang dan rukun, hiduplah seorang remaja bernama Damar. Damar murupakan seorang petani yang sukses, dengan ladang yang sanngat subur dan hasil panen yang melimpah setiap tahunnya. Namun, kesuksesannya membuat Damar menjadi angkuh dan sombong ia selalu merendahkan orang-orang di sekitarnya.

Suatu ketika, saat duduk di atas bukit yang berhadapan ke ladangnya, Damar melihat para petani lain bekerja keras di bawah terik sinar matahari. Dengan senyum sombong, ia berkata dalam hati, "Mereka semua bodoh. Mereka tidak pandai cara mengelola ladang seperti aku."

Di tengah desa itu, terdapat sebuah mata air yang mengalir diyakini oleh penduduk setempat mempunyai kekuatan magis. Dikatakan bahwa siapa pun yang dengan penuh ketulusan berdoa dan membasuh diri di mata air itu, akan mendapatkan berkah yang sangat luar biasa. Namun, Damar selalu menolak untuk mengakui keajaiban tersebut. Ia mempercayai bahwa keberhasilannya semata-mata karena kepandaiannya dan kerja kerasnya sendiri.

Suatu malam hari, ketika Damar sedang tidur terlelap, ia bermimpi menemui dengan seorang tua yang bijaksana. Orang tua itu mengatakan, "Damar, kesombongan dan keangkuhan mu akan menghancurkanmu. Temuilah mata air dan rendahkan hatimu, maka kau akan menemukan kebijaksanaan sejati."

Damar tersentak dengan terkejut. Ia merasa marah karena menganggap mimpinya itu hanya omongan belaka. "Aku tidak perlu nasihat dari mimpi bodoh!" kata damar.

Hari terus berganti, panen di ladang Damar mulai menurun drastis. Hama datang menyerang tanaman di ladang, dan hujan tak kunjung turun. Para petani lain, yang selalu rendah hati dan bekerja sama-sama, masih mendapatkan hasil panen yang memuaskan dari ladang mereka. Damar mulai merasa gelisah dan putus asa.

Akhirnya, setelah banyak memikir, Damar bertekat untuk mengunjungi mata air yang dianggap magis itu. Dengan enggan, ia berjalan menemui mata air di tengah malam hari agar tidak ada satu pun yang melihatnya. Sesampainya di mata air, ia berlutut dan berdoa dengan setengah hati, "Jika memang ada kekuatan di sini, perlihatkanlah kepadaku."

Tiba-tiba, mata air itu mengeluarkan cahaya yang lembut, dan suara bijaksana dari mimpinya kembali terdengar, "Damar, kesombongan dan keangkuhan mu adalah musuh terbesar di dalam diri mu. Akui kelemahanmu, dan pelajarilah dari orang-orang di sekitarmu."

Dengan air mata yang bercucuran penyesalan, Damar menyadari perbuatannya. Ia membasahi wajahnya dengan air dari mata air itu dan merasakan beban yang berat di dalam hatinya mulai menghilang. Keesokan harinya, Damar mulai bekerja keras seperti halnya petani lain, dengan hati yang terbuka dan rendah hati. Ia meminta maaf dan mengakui kesalahan nya  kepada tetangganya dan mulai belajar dari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun