Mohon tunggu...
Ilham Maulana
Ilham Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Keep smile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bayangan Hitam Dapat Dikalahkan

10 Juni 2024   20:46 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bayangan

Di sebuah desa terpencil bernama sinar abadi, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Desa itu terkenal karena keindahannya yang mempersona; sawah hijau yang terbentang luas, pepohonan yang rindang, dan udara segar yang menyegarkan. Namun, desa itu juga menyimpan misteri gelap yang selalu menghantui para penduduknya.

Setiap malam bulan purnama, bayang-bayang kegelapan akan muncul di tepi hutan. Tidak ada yang tahu dari mana  bayangan tersebut, tetapi satu hal yang pasti: siapa pun yang mendekatinya tidak akan pernah kembali. Para tetua desa selalu mengingatkan penduduk untuk mengunci pintu dan tetap di dalam rumah saat bulan purnama akan tiba.

Raka adalah remaja pemuda pemberani dan penasaran. Dia selalu penasaran apa yang sebenarnya terjadi di balik bayangan hitam itu. Suatu malam bulan purnama, Raka bertekat untuk mengungkap misteri tersebut. Dengan bekal senter dan keberanian, dia berjalan menuju tepi hutan, di mana bayangan hitam itu akan muncul.

Setibanya di sana, Raka merasakan udara dingin menyelimuti tubuhnya. Dia menyalakan senter dan mengarahkan cahayanya ke arah bayangan yang tampak bergerak perlahan di antara pepohonan. Jantungnya berdetak kencang, namun langkah kakinya tetap mantap. Semakin dekat dia mendekati bayangan itu, semakin jelaslah sosok misteri yang dilihatnya. Itu bukanlah bayangan yang biasa, melainkan sesosok perempuan dengan gaun panjang berwarna hitam. Wajahnya pucat dan matanya kosong menatap lurus ke depan.

Wanita itu berbicara dengan suara yang mengerikan, "Tolonglah aku..." Raka, dengan penuh keberanian, bertanya, "Siapa anda? Mengapa kau di sini?" Wanita itu menjawab dengan suara yang penuh kepedihan, "Namaku adalah Laras. Aku pernah tinggal di desa ini bertahun-tahun yang lalu. Aku dibunuh oleh seseorang yang sangat kejam dan jahat, dan rohnya mengikatku di sini, dalam bayangan hitam ini. Aku tidak bisa pergi sebelum dendamku terbalaskan."

Dengan informasi yang ia kumpulkan, Raka mencari tau lebih dalam tentang sejarah desa. Dia menemukan sebuah buku catatan tua yang berisi berbagai rahasia gelap desa, termasuk bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Ki Sudir memang pelakunya. Dengan keberanian,Raka membawa kasus ini ke kepala desa.

esokan harinya, Raka mulai penyelidikannya. Dia mengunjungi para tetua desa dan mendengarkan kisah-kisah lama yang telah terlupakan. Dari cerita-cerita itu, Raka menemukan bahwa pada masa lalu, seorang pria bernama Ki Sudir adalah orang yang sangat kejam dan berkuasa yang ditakuti. Banyak yang menduga dia terlibat dalam banyak kejahatan, termasuk pembunuhan Laras, tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk menangkapnya.

Pada malam esoknya, saat bulan purnama kembali muncul, Raka kembali ke tepi hutan. Dia memanggil nama Laras dan sosok perempuan itu muncul kembali, namun kali ini dengan senyuman lembut di wajahnya. Dia mengatakan "Terima kasih, Raka. Sekarang aku bisa beristirahat dengan tenang," kata Laras sebelum menghilang untuk selamanya.

Kepala desa, yang juga merupakan keturunan dari keluarga sosok Laras, terkejut dan marah mengetahui kebenaran ini. Dia segera mengadakan jamuan dengan seluruh penduduk desa dan mengumumkan kejahatan Ki Sudir. Meskipun Ki Sudir sudah lama meninggal, roh Laras bisa beristirahat dengan tenang setelah keadilan ditegakkan.

Raka kini menjadi pahlawan di desa itu, tetapi baginya, yang terpenting adalah dia telah membantu sosok roh yang tersiksa menemukan kedamaian. Dia belajar bahwa keberanian dan kebaikan hati bisa mengatasi kegelapan apa pun, tidak peduli seberapa menakutkannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun