Kisah ini diambil dari kunun atau cerita pengantar tidur orang zaman dahulu di semurup kerinci yang diwariskan secara turun temurun dan diubah oleh penulis seperlunya sebagai khazanah ilmu pengetahuan tentang budaya lokal dan pesan moral yang mendidik.
TIGA BERADIK
Al kisah hiduplah anak yatim piatu tiga bersaudara ibu dan bapaknya telah lama meninggal dunia, ia hanya tinggal bersama nenek mereka yang sudah tua, mereka hidup serba kekurangan rumahnya berlantaikan pelupuh atau bambu beratapkan ijuk dan jerami sesekali jika hujan air membasahi lantai rumah mereka, mereka dikucilkan oleh sanak saudara dan masyarakat sekitar karena miskin dan selalu mengharapkan kasihan masyarakat, mereka tinggal ditepi sungai batang merao, nenek mereka bekerja mencari kayu bakar di ladang milik masyarakat dan menjualnya, pekerjaan tersebut juga dibantu oleh tiga orang cucunya dalam mencari kayu bakar dihutan.
pada suatu hari dalam renungan yang panjang terhadap nasib mereka, si bungsu mempunyai ide bahwa mereka harus pergi merantau dan mencari pengalaman hidup untuk mengubah nasib mereka, akhirnya sudah diputuskan tiga anak laki-laki bersaudara tersebut akan pergi meninggalkan kampung halaman, mereka berjanji akan kembali jika telah sukses dan mengubah pandangan masyarakat terhadapnya, mereka menyadari jika tidak ada harta sanak saudara memandang kita rendah dan membenci karena merasa kita akan menggangu hartanya jika terjadi kemalangan. Jika mempunyai harta orang lain bisa menjadi sanak saudara seperti pepatah adat “ Lubuk emas tempat pesusunan kawan “ artinya jika kita bergelimang harta disitulah orang akan bersusun menjadi teman karena ada kepentingan terhadap harta kita.
Setelah menyampaikan niat mereka untuk merantau dan akan kembali lagi kekampung kepada nenek mereka, dengan berat hati si nenek melepas kepergian anak cucunya tersebut, beliau akan selalu mendo’akan kebaikan untuk cucunya semoga selamat sampai tujuan dan kembali dengan kesuksesan.
TIGA BERSAUDARA MERANTAU
Hatta, waktu yang di nantipun tiba, ini saatnya tiga bersaudara itu akan berangkat kenegeri seberang mereka hanya membawa bekal seadanya hasil penjualan kayu bakar, hari demi hari mereka berjalan melewati sungai dan kampung, akhirnya mereka sampai pada tiga persimpangan jalan. Di tiga persimpangan jalan tersebut ada sebuah papan bertulisan nama jalan tersebut. Jalan Pertama bernama “ JALAN SELAMAT PERGI SELAMAT BALIK “ dan jalan kedua bernama “ JALAN KESUKSESAN “ sedangkan jalan yang kedua bertuliskan “ JALAN ANTAH BERANTAH “ atau jalan tidak tau kemana arah.
Akhirnya tiga beradik itu berembuk bahwa mereka masing-masing harus memilih jalan sendiri dan kembali lagi jika sukses di tiga persimpangan ini, Akhirnya Si kakak yang paling tua mengatakan “ Aku ambil jalan selamat pergi selamat balik, jadi jika pulang nanti kita akan bertemu kembali disini “ ujarnya. Lalu Si bungsu menyahut “ aku ambil jalan antah berantah “ jadi si kakak yang nomor dua bertanya “ mengapa kau ambil jalan itu yang antah berantah yang tidak tau mau kemana dan rimbanya sedangkan engkau masih muda lebih baik ambil jalan sukses, ikut dengan kakak “ ujar kakak nomor dua. Tetapi ditolak oleh sibungu dia tetap bersikeras mau ambil jalan yang tidak jelas. Jadi kakak nomor dua itupun menyahut “ ya sudah tidak apa-apa yang penting bagaimanapun keadaan kita nanti kita akan kembali di tiga persimpangan ini, kalau aku sukses, aku akan bantu kalian” ujarnya. Jadi kakak nomor dua tersebut memilih jalan kesuksesan.
Jadi merekapun memilih jalan yang mereka sepakati tersebut, Petualangan perjalanan mereka pun dimulai, Si Kakak pertama mengambil jalan “ SELAMAT PERGI SELAMAT BALIK “ maka ia berjalan hari demi hari maka sampailah ia dengan seorang tua mempunyai kuda amat banyak dan tidak sanggup mengelola, jadi dilihat ada pengembala kuda, Kakak pertama itupun bertanya, “ Wahai orang tua alangkah elok dan bagusnya kuda ini “ ujarnya memuji. Jadi berkatalah pemilik kuda “ ia ini kuda peliharaanku aku punya banyak kuda tapi kewalahan dalam mengurus sedangkan aku sudah tua dan tak mempunyai anak “ keluh orang tua tersebut. “ Kamu mau kemana anak muda “ tanyanya. Kakak pertama itupun menjawab “ Aku mau merantau dan tidak tau tujuan mau kemana sedangkan aku orang susah untuk kerja apapun aku sanggup asal bisa bertahan hidup “ ujarnya. “ nah kalau begitu maukah engkau memelihara kuda yang banyak ini nanti hasilnya kita bagi dua “ sahut si tua tersebut. Akhirnya kakak pertama menerima tawaran bekerja menjadi pengembala kuda. “ kuda ini sudah jinak jika engkau tembakkan pistol ke atas langit, maka ia akan berlari masuk kandang dan tugas engkau hanya mengeluarkan di pagi hari dan memasukkan kekandang pada petang hari “ ujar situa tersebut.
Perjalanan Kedua dimulai dengan Kakak kedua mengambil jalan “ KESUKSESAN “ ia pun berjalan hari demi hari dan bertemulah dengan seorang saudagar penjahit baju, ia berhenti dalam perjalanan di sebuah toko penjahit dan menjual pakaian, ia memandang toko tersebut dengan mesin jahit dan baju-baju bagus sedangkan ia baju compang camping ingin memiliki pakaian tersebut sedangkan uang pun sedikit hanya bekal di perjalanan. Lalu ia di tegur pemilik toko “ Wahai anak muda, kenapa kamu memperhatikan toko saya “ tanya dia. Dijawabnya “ Toko bapak sangat bagus dan megah, aku sangat tertarik dengan mesin jahit dan dasar pakaian itu sangat bagus pak “ ujarnya. Sang toko itupun mengeluh “ walaupun toko kami sangat bagus dari kualitas tapi kurang pembeli dan karyawan pun sedikit yang bekerja “ujarnya. “ kamu mau kemana anak muda ?” tanya pemilik toko. Kakak nomor dua itupun menjawab “ aku tidak tau mau kemana sedangkan aku orang miskin dikampung dan dikucilkan, aku mau bekerja apa saja untuk bertahan hidup “ ujarnya. Lalu pemilik toko itupun menawarkan pekerjaan “ kalau anak muda mau bekerjalah dengan saya, kami kekurangan tukang jahit, nanti kamu belajar dengan karyawan disini “ ujarnya. Atas kebaikan dan kemurahan hati bapak tersebut akhirnya kakak kedua bekerja di sebuah toko penjahit.