Mohon tunggu...
Ilham Kurniawan
Ilham Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - ilham kurniawan, S.IP

Pemerhati sosial dan politik, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta " Orang biasa yang senantiasa menulis Dan belajar ilmu "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Bujang Kangkung

27 Juli 2024   11:17 Diperbarui: 27 Juli 2024   11:39 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrator: ilham kurniawan

Orang tua itupun berkata " Atas kearifan mu memilih tongkat ini, nah anakku coba engkau hentakkan tongkat ini ketanah dan niatkan dalam hatimu engkau menginginkan apa " lalu sibujang kangkung menghentakkan tongkat tersebut ketanah atas dengan izin allah berubah lah sikangkung tersebut menjadi manusia seutuhnya yang memiliki tubuh tampan dan gagah. Ia berkata " wahai orang tua apa yang terjadi padaku " ia menjawab " coba engkau lihat ke air sungai ini ", lalu ia bercermin disungai alangkah senangnya ia telah berwajah selayaknya manusia dan memiliki wajah tampan nan rupawan.  " nah anak ku itulah hidup engkau telah bersabar selama ini hinaan dan cacian akan tetapi tiba masanya akan berbalik arah, bunga memiliki waktu untuk berkembang, setiap orang punya waktu dan gilirannya masing-masing " ujarnya. " jadi jangan kau risaukan hidupmu hidup seperti roda pedati kadang dibawah kadang diatas, kalau diatas jangan sombong ingat masanya jika engkau berada dibawah, kalau dibawah jangan bersedih murung hati jadikan itu sebagai ujian hidup dan pelajaran " kata orang tau tersebut.

" Nah anakku kembalilah engkau ke negerimu jumpai orang tuamu ia sangat bersedih kehilanganmu, hentakkan tongkatmu anakku " lalu sibujang kangkung menghentakkan tongkatnya ke tanah tiba-tiba datanglah kuda semberani yang memiliki sayap dari langit. " nah anakku kembalilah kekampungmu dengan menaiki kuda semberani ini " lalu sibujang kangkung pun berterimakasih pada orang tua penunggu muara sungai batang merao dan kembali ke kampung halaman.

PERJALANAN PULANG KE KAMPUNG HALAMAN 

Lalu sibujang kangkung pamit kepada orangtua tersebut dan kembali kekampung halamannya menggunakan kuda semberani, tidak terasa ia mengenderai kuda semberani sampailah ia di kampung halaman, tibanya ia disana orang yang melihatnya berkumpul, siapakah gerangan anak muda yang gagah mengenderai kuda semberani berpakaian ala kerajaan, pangeran dari negeri mana ini ujar masyarakat berdesak desakan. Orang bertanya siapakah engkau tuan muda nan gagah ini apa gerangan ke negeri kami ini, lalu ia menjawab " aku penduduk negeri ini anak dari orang tua yang hidup sebatang kara di tepi sungai batang merao " ujarnya. Orangpun terkejut dan histeris " apakah engkau sibujang kangkung " tanya orang kebimbangan, ia menjawab " ia aku sibujang kangkung anak orang miskin yang kalian hina tersebut " orang pun meminta maaf dan tidak ingin mengulang berkataan yang buruk mereka seakan mengigit lidah mereka sendiri akibat ucapan mereka. Akan tetapi kebesaran jiwa sibujang kangkung telah memaafkan penduduk tersebut. Lalu ia kembali kepangkuan ibunya " Wahai ibu aku pulang ini aku anakmu sibujang kangkung " lalu ibunya memeluknya dan telah menyangka anak bujangnya akan pulang menemui ibunya. Ia menceritakan perjalanannya dan menerima sebuah tongkat sakti. Lalu sibujang kangkung menghentakkan tongkatnya, tiba-tiba muncul emas sekarung penuh dan ia buatkan rumah yang bagus untuk ibunya. Ia telah berubah menjadi orang kaya masyarakat yang menghinanya banyak yang meminta bantuan meminjam hartanya akibat jatuh miskin akan tetapi dengan kemurahan hatinya di kasihlah kepada siapa saja yang membutuhkan.

PERNIKAHAN SI BUJANG KANGKUNG

Kisah sukses sibujang kangkung tersebut heboh di kalangan penduduk masyarakat dan ia memiliki wajah yang amat tampan, terdengarlah cerita kesuksesannya kepada paman sibujang kangkung yang juga terpandang di negerinya, pamannya tersebut berniat menikahkan puterinya dengan sibujang kangkung dengan tujuan hartanya dapat menyatu dan menjadi orang terkaya dikampung. Lalu pamannya tersebut menyampaikan kepada anaknya, anak si paman ini ternyata sangat suka dengan sibujang kangkung " kalau ayah mau menjodohkan aku dengan keponakan ayah itu, aku sangat senang ia gagah dan cerdas aku sangat menyukainya " ujarnya. Jadi si pamannya menjawab " ia aku akan mencoba membujuk si kangkung dia mau apa akan ayah belikan termasuk pesta kalian semua ayang yang akan membiayai yang penting dia mau "

 Niat tersebut diutarakan kepada ibu sibujang kangkung dan disampaikanah kepada si kangkung tetapi ia menolak permintaan pamannya tersebut, ia menyampaikan bahwa pamannya peduli terhadap nasib mereka karena ia sekarang sudah setara hartanya dengan mereka coba dari dulu menghiraukan saja tidak malah dibenci dan dihina. Tidak sesuai dengan pepatah dalam adat " anak dipangku keponakan dibimbing " ini anaknya disanjung-sanjung keponakan entah mau apa terserah, harta warisan ibunya dijual dan dirampas karena serakah. Ia pun menolak dengan halus pinangan pamannya.

Pamannya tersebut pun menyesal dan mengakui kesalahannya kepada sibujang kangkung dan iapun memberikan restunya kalau sibujang kangkung ingin menikahi anak gadis lain selain anaknya tersebut. Jadi datanglah sibujang kangkung kerumah puti anak gadis yang dicintanya sejak dahulu dan melamar kepada orang tuanya. Akhirnya orang tua puti sangat menyesal telah melarang hubungan muda mudi kedua insan tersebut dan ia pun merestui hubungan mereka.

Puti yang tidak menyangka kekasih pujaannya kini telah gagah dan tampan dan cukup berada menyampaikan sangat senang ia di pertemukan kembali setiap malam ia berdoa yang terbaik untuk kekasihnya tetapi ia menyampaikan aku tidak memandang fisik dan hartamu tetapi dari kebaikan hatimu. Mereka pun tersenyum dan berbahagia kata sepakat telah muncul kedua belah pihak maka mereka berdua memutuskan untuk menikah dan berbahagia.

  • SELESAI -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun