Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Karim
Muhammad Ilham Karim Mohon Tunggu... Mahasiswa -

A dedicated young scholar. Knowledge is Power, Character is more.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Harganas 2015, Momentum Membangun Keluarga Berencana Melalui Optimalisasi Sektor Strategis

7 Agustus 2015   23:32 Diperbarui: 7 Agustus 2015   23:32 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengalami banyak perkembangan di berbagai sektor. Akan tetapi, perkembangan yang terjadi tidak luput dari masalah-masalah yang menyertai perkembangan Indonesia di berbagai sektor. Permasalahan yang ada berupa masalah ekonomi, masalah lingkungan, masalah birokrasi, hingga masalah kependudukan. Hal ini menjadi agenda bagi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui mekanisme kebijkan yang dilaksanakan. Terutama masalah kependudukan yang dari tahun ke tahun semakin berkembang sehingga dapat menghambat agenda pemerintah menuju negara yang maju dan makmur serta tujuan mencapai Millennium Development Goals.

Membangun Keluarga Berencana merupakan sebuah program kerja pemerintah yang pertama kali dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Program Keluarga Berencana dicanangkan oleh Kepala Bappenas Widjojo Nitisastro sebagai langkah untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang pada saat itu diprediksi dapat tejadi ledakan jumlah penduduk pada tahun 2000 an. oleh karena itu dicanangkan program Keluarga Berencana dengan semboyannya " 2 Anak Cukup" dan Gagal Merencanakan, Merencanakan Kegagalan". 

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Menurut Undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 1 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan  bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

 

Berdasarkan parameter Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indonesia menduduki peringkat 108 dari sekitar 180 negara di dunia. Hal ini mengindikasikan terjadi kesenjangan antara kuantitas manusia dan kualitas manusia dimana kuantitas manusia di Indonesia sudah mencapai jumlah maksimum dengan jumlah penduduk sekitar 250 jiwa yang dapat menjadi potensi bagi Indonesia dalam memajukan pembangunan. Sedangkan kualitas manusia Indonesia dapat dikatakan rendah berdasarkan peringkat 108 dari 180 negara menjadi tantangan dan beban bagi pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan kualitas manusia Indonesia. Sudah seharusnya terdapat korelasi anatara kuantitas manusia dan kualitas manusia di Indonesia agar jumlah penduduk yang banyak dapat dimanfaatkan dalam pembangunan negara melalui peran dan kontribusi masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia saat ini adalah jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yag tidak merata, kulitas penduduk rendah, pertumbuhan penduduk yang cepat, dan komposisi penduduk yang seimbang.  Untuk membahas masalah kependudukan terdapat 4 pokok pembahasan yaitu kualitas, kuantitas, mobilitas, dan administrasi kependudukan.

Masalah Penduduk Secara Kualitatif

  • Jumlah penduduk yang besar menjadi faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan karena posisi penduduk sebagai objek pembuangunan dan subjek pembangunan. Padahal terdapat peluang bagi pemerintah untuk memanfaatkan jumlah penduduk yang besar dalam mempertahankan keutuhan negara dan mengelola sumber daya alam di Indonesia.
  • Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menimbulkan masalah baru seperti menambah beban biaya hidup, terjadinya migrasi ke pusat kota, kemiskinan, persaingan memperoleh lapangan kerja, dan masalah sosial. Faktor penyebab dapat ditimbulkan karena tidak adanya kontrol yang dapat menekan angka kelahiran yang berpengaruh pada laju pertumbuhan penduduk.
  • Persebaran penduduk yang tidak merata terjadi akibat adanya kesenjangan pembangunan antara daerah pusat dan daerah lainnya sehingga terjadi migrasi ke kota-kota besar untuk mencari kehidupan sehingga terjadi pemusatan penduduk yang wilayahnya tidak luas dan daerah lainnya tidak termanfaatkan.

 

Masalah Penduduk Secara Kualitatif

  • Tingkat kemakmuran yang rendah akibat tidak adanya kualitas yang berbanding lurus dengan kemakmuran. Kuantitas yang besar tidak disertai dengan kualitas yang bagus menjadi momok bagi Indonesia. Banyak penduduk Indonesia tidak memiliki kualitas yang baik untuk memperoleh pendapatan dalam mencukupi kebutuhan hidup.
  • Tingkat pendidikan yang rendah dapat menjadi indikator SDM yang berhubungan dengan produktivitas kerja. Pendidikan seseorang berpengaruh dengan pekerjaan yang digeluti sehingga tidak terjadi beban dari orang yang tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.
  • Masalah kesehatan timbul akibat kualitas hidup masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan. Kualitas kesehatan penduduk Indonesia dapat dinyatakan buruk karena masih banyak tidak mampu untuk memenuhu standar kehidupan yang sehat.

Masalah Mobilitas Penduduk

  • Mobilitas penduduk Indonesia semakin parah akibat kemacetan, banjir, dan sebagainya menimbulkan masalah bagi masyarakat dalam pergerakan di kehidupan sehari-hari. Kemacetan ditimbulkan akibat tidak ada kontrol jumlah kenadaraan dan jumlah penduduk yang banyak sedangkan  banjir terjadi akibat tidak selerasnya pola hidup masyarakat dengan lingkungan sehingga terjadi bencana alam akibat dari kelalain manusia dan faktor alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun