[caption caption="Poster Kampanye Vulnarable Urban Population yang dibuat oleh Peserta APUFY"]
Pada sesi paralel kedua, saya memilih sesi Innovating Our Way Out of Traffic Jam yang membahas tentang metode pemecahan masalah kemacetan yang solutif dangan cara tidak konvesional. Para peserta APUFY memberikan ide dan gagasan untuk menyelesaikan masalah kemacetan di perkotaan yaitu penerapan konsep Transit Oriented Development untuk pelaksanaan tata kelola perkotaan yang dapat menyelesaikan masalah kemacetan dan penerapan aplikasi teknologi pada manajemen lalu lintas.
[caption caption="Presentasi Hasil FGD pada Sesi Paralel Pre-Event APUFY"]
Setelah mengikuti seluruh sesi kegiatan Pre-Event APUFY dari plenary session hingga sesi paralel, saya menyadari bahwa ada beberapa tantangan untuk menciptakan Ruang Publik untuk Semua di Indonesia yaitu:
- Tantangan Demografis: bagaimana memanfaatkan Bonus Demografi untuk masa depan perkotaan.
- Tantangan umum: bagaimana memanfaatkan secara optimal berbagai potensi yang dihasilkan dari proses urbanisasi untuk membentuk kawasan dan masyarakat perkotaan.
- Tantangan Pemerintah: Bagaimana menerapkan tata kelola yang efektif, adil, akuntabel, transparan, partisipasif, dan lain-lain yang terdiri dari regulasi dan implementasi yang tepat.
Oleh karena itu, keterlibatan kaum muda untuk memahami dan berkontribusi dalam mewujudkan Ruang Publik Kota untuk Semua dapat menjadi salah satu cara yang membantu pemerintahan negara dan PBB untuk menjawab tantangan masalah perkotaan di seluruh dunia khususnya melalui kegiatan seperti APUFY yang mempertemukan pemuda dari berbagai daerah dan lintas negara untuk saling bertukar pikiran. Selamat memperingati Hari Habitat Dunia 2015, Public Space for All!
Foto: Dokumen Pribadi
(Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Kompasiana: “Ruang Publik Kota untuk Semua”)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H