Mohon tunggu...
Ilham Jaya
Ilham Jaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Capres Pilihan Milenial

31 Januari 2019   16:15 Diperbarui: 31 Januari 2019   16:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(antara/Puspa Perwitasari)

Istilah generasi "millennial / milenial" berasal dari dua pakar sejarah dan penulis Amerika William Strauss dan Neil Howe. Secara harfiah tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para ahli menggolongkannya berdasarkan mereka yang lahir pada 1980 -- 1990 atau pada awal 2000 dan seterusnya.

Bicara soal Milenial, erat kaitannya dengan Pemilu 2019 yang semakin dekat. Milenial merupakan segmen besar pemilih pada pesta demokrasi kali ini. Suara pemilih milenial dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU sekitar 34,2 persen dari total 152 juta pemilih. Keberadaannya diprediksi bakal menentukan arah politik bangsa Indonesia ke depan. 

Sementara berdasarkan perilaku pemilih, kelompok milenial merupakan pemilih rasional dan kritis. Mereka lebih memilih pemimpin yang memiliki kredibilitas, kapabilitas, visi masa depan Indonesia, sederhana, jujur dan dicintai rakyat serta tentunya akan memilih pemimpin yang terbukti berprestasi.

Pakar politik berpandangan suara milenial bisa sangat menentukan hasil Pemilu 2019 mendatang. Ella S. Prihatini, Kandidat Doktor University of Western Australia, pada akhir 2017 melakukan penelitian terhadap perilaku milenial Indonesia yang tengah memasuki tahun politik 2018-2019.

Hasilnya, dalam artikel berjudul "Mapping The Political Preferences Of Indonesia's Youth" menyatakan kebanyakan generasi milenial yang kesadarannya tumbuh di era reformasi ini sangat terbuka terhadap nilai-nilai kesetaraan gender, independen secara politik, serta berani mengambil pilihan ideologi politik yang berbeda dari lingkungan keluarga mereka. Mereka mengakses internet untuk memperoleh informasi dan secara aktif mencari perubahan.

Sementara itu, hasil survei terbaru yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menyatakan, Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) -- KH Ma'ruf Amin menjadi pilihan terbanyak generasi milenial.

Pasangan calon Jokowi-KH Ma'ruf Amin meraup dukungan hingga 49,3 persen dibanding Prabowo-Sandi yang mendapat 28,8 persen. Survei CPCS dengan metode survei Multistage Random Sampling dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen tersebut dilakukan pada 2-11 Januari 2019 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh Provinsi. 

Pemilih pemula dan Milenial yang berusia antara 17 hingga 35 tahun mencakup 34,3 persen responden.
Berdasarkan penelitian Ella S. Prihatini sebelumnya, ada benang merah antara perilaku pemilih milenial dengan hasil survei CPCS yang menyatakan Capres Jokowi menjadi pilihan terbanyak generasi milenial.

Sosok Jokowi yang kredibel, punya kapabilitas, penuh visi -- misi, sederhana, jujur dan terbukti berprestasi di era pemerintahannya. Selain itu, banyak aspek yang menjadi daya tarik bagi milenial pada sosok Jokowi. Kemunculan awalnya di panggung politik nasional sudah disukai generasi milenial dalam hal metode komunikasi. Jokowi yang aktif di media sosial memiliki akun di setiap platform media sosial, dari Facebook, Twitter, Instagram hingga Youtube. Jokowi juga rajin membuat video blog (vlog) dari momen santai di rumah hingga yang acara kenegaraan resmi. Sebagaimana layaknya seorang vlogger, Jokowi juga beberapa kali menggunakan cara itu untuk meng-endorse sejumlah produk UMKM lokal.

Tidak hanya aktif ngevlog dan media sosial, gaya Jokowi seperti mengendarai motor Chopper dan menggemari musik metal sangat pas bagi generasi milenial. Gaya khasnya yang tampil santai dalam banyak kesempatan, dinilai sukses mendulang perhatian generasi milenial. April 2018 lalu, Jokowi memilih untuk mengendarai sepeda motor listrik saat kunjungan ke wilayah Agats, Papua.

Tidak lama dari itu, Jokowi juga mengendarai motor saat melakukan kunjungan kerja di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, ia tampil dengan mengendarai sepeda motor jenis Chopper merek Royald Enfield Bullet 350 cc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun