Mohon tunggu...
Ilham Jaya
Ilham Jaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Upaya Deradikalisasi Demi Menangkal Terorisme

24 Januari 2019   14:43 Diperbarui: 24 Januari 2019   14:51 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: kompasiana.com)

Badan Intelijen Negara BIN dan Yayasan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat menyatakan bahwa sebanyak 41 masjid di lingkungan pemerintahan menjadi basis penyebaran ideologi radikal, 17 masjid diantaranya termasuk dalam kategori parah.

Beberapa masjid juga dipakai untuk menyebarkan ideologi radikalisme, ada juga yang dipakai untuk konsolidasi, bahkan ditemukan pula pengurus masjid yang menjadi agen perjalanan untuk siapapun yang hendak pergi ke suriah.

Dalam mengukur radikalisme juga terdapat indikator yang bisa digunakan, yaitu dengan mengobservasi sebuah ceramah. Pertama sikap pendakwah terhadap ideologi negara, kedua sikap mereka terhadap pemimpin nonmuslim dan yang ketiga adalah sikap para pendakwah terhadap agama lain.

Dalam kasus ini tentu memberikan early warning kepada segenap lapisan masyarakat, terutama para pengurus masjid agar senantiasa melakukan proses deradikalisasi dari hulu.

Hal ini mengacu pada aksi teror yang sempat terjadi di Surabaya dan Sidoarjo pada 13 Mei 2018 dan terjadi pula aksi teror satu hari setelahnya. Saat itu tiga keluarga meledakkan bom di lima titik berbeda.

Satu keluarga melakukan teror di tiga gereja. Setelah itu, keluarga Anton Ferdiantoro tewas pada Minggu malam terkena bom di kediamannya di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo.

Aksi terakhir dilakukan keluarga di Markas Polres Kota Surabaya. Setelah itu, serangan juga sempat terjadi di Markas Polda Riau pada Rabu (16/05/2018)

Menkopolhukan Wiranto juga menuturkan bahwa kita bergerak di hulunya. Karena yang tampak sekarang adalah penanganan di hilir. Dirinya juga mendukung peran dai muda untuk terlibat aktif di masyarakat.

Sidney Jones berpendapat bahwa ISIS membuat ancaman terorisme di Indonesia lebih besar daripada 10 tahun yang lalu. Program deradikalisasi harus didasarkan pada data yang konkrit. Jika tidak mengeri proses radikalisasi maka program deradikalisasi kemungkinan besar tidak akan efektif.

Sidney Jones merupakan peneliti konflik separatis yang telah meneliti konflik yang terjadi di Aceh, Papua dan Mindanau. Selain itu dirinya juga telah meneliti konflik lokal di Poso, Maluku dan konflik antar etnis di Kalimantan.

Menurut Jones, beredarnya isu terkait sulitnya masuk ke Suriah membuat timbulnya seruan kepada orang yang berpaham radikal di Indonesia untuk berjihad di Negara yang lebih dekat yaitu Filipina. Hal ini tentu memerlukan kerjasama dengan pihak imigrasi untuk mengupayakan deradikalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun