Mohon tunggu...
ilhamhusnifaqi
ilhamhusnifaqi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

nama saya Ilham Khusni Faqih, seorang mahasiswa program studi kimia di Universitas Airlangga. saya bukan orang yang pintar dalam membuat kalimat ataupun kata-kata, namun saya menulis dengan gaya saya sendiri dengan bebas mengikuti pedoman KBBI. Menulis ini sangat berarti untuk dikenang, diingat dan dirasakan dikemudian hari, maka dari itu saya selalu menulis untuk mengingat semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Polusi Gresik meningkat?! Kok bisa?

2 Januari 2025   15:12 Diperbarui: 2 Januari 2025   15:12 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Polusi di Gresik meningkat? Kok bisa?

 

     Gresik, yang terletak di Jawa Timur, merupakan salah satu kota industri terbesar di Indonesia. Sebagai pusat industri dan perdagangan, Gresik memang menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Namun, belakangan ini, isu polusi di Gresik semakin mengkhawatirkan, Kok bisa ya?. Dugaan awalnya pasti dari industri dan kendaraan besar yang tak pernah berhenti beroperasi setiap harinya. Walau tidak termasuk dalam 5 besar kota paling berpolusi di Indonesia tapi Masyarakat lokal Gresik sangat merasakan dampak dari polusi yang ada dan terus bertambah seiring berjalannta waktu.

    Gresik dikenal sebagai pusat industri, dengan banyaknya pabrik yang beroperasi di kawasan ini. Mulai dari industri semen, kimia, hingga manufaktur, semuanya berkontribusi pada tingginya tingkat emisi gas buang dan polusi udara. Pabrik-pabrik besar ini sering kali menghasilkan emisi yang mencemari udara, seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel debu halus. Semakin banyaknya jumlah pabrik yang berkembang di Gresik, semakin besar pula volume polusi yang dihasilkan.

     Selain industri, kemacetan lalu lintas juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya polusi di Gresik. Banyak kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, yang beroperasi setiap hari. Kendaraan-kendaraan ini menghasilkan emisi gas buang berupa karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), dan partikel debu yang mencemari udara. Peningkatan jumlah kendaraan seiring dengan berkembangnya kawasan permukiman dan area komersial turut berperan besar dalam masalah polusi udara.

     Seiring dengan meningkatnya jumlah polusi dari sektor industri dan transportasi, kualitas udara di Gresik pun menurun. Hal ini membuat kualitas hidup warga setempat terancam, dengan potensi gangguan kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan gangguan jantung. Keadaan ini tentu semakin memprihatinkan jika tidak segera ditangani. Meski pemerintah setempat telah berupaya mengatasi masalah polusi dengan berbagai kebijakan, seperti pemantauan kualitas udara dan pengurangan emisi dari industri, namun upaya tersebut belum sepenuhnya efektif. Kurangnya pengawasan terhadap pabrik-pabrik besar, serta rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku industri mengenai pentingnya menjaga kualitas udara, menjadi tantangan besar dalam mengurangi polusi di Gresik.

     Meningkatnya polusi di Gresik merupakan dampak dari pesatnya perkembangan industri, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan minimnya pengendalian polusi yang optimal. Jika masalah ini tidak segera diatasi dengan langkah-langkah konkret, maka kualitas udara di Gresik bisa semakin memburuk, yang tentunya berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Untuk itu, kerjasama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar polusi di Gresik bisa terkendali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun