Mohon tunggu...
Ilham Hari
Ilham Hari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Percaya diri aja, semua ada waktunya masing-masing kok.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Perkopian di Malang Raya

21 Desember 2021   16:07 Diperbarui: 21 Desember 2021   16:21 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Malang yang terkenal dengan Kota Pendidikannya membuat banyak kawula muda berdatangan ke kota ini untuk menimba ilmu. Dengan banyaknya para pelancong muda, warga lokal pun mendapatkan ide bisnis yang cukup menarik, yaitu dengan membuat coffee shop.

Khususnya di daerah Dermo Kabupaten Malang, dulu pada saat saya sedang duduk di bangku SMP, kawasan ini terkenal dengan sawahnya yang membentang luas dan daerah yang cukup sepi ketika malam hari. Namun, sekarang sudah jauh berbeda dengan adanya kedai kopi biasa hingga kafe yang trendy.

Pun juga di beberapa daerah lainnya seperti di SCBD (Sudimoro Coffee Brew District) singkatan yang saya pernah melihatnya dari cuitan seorang netizen di internet. Di Kawasan tersebut sangat banyak tempat nongkrong berjejeran. Sehingga ketika datang kesana akan bingung untuk menentukan tempat mana yang akan dituju. Karena setiap tempat memiliki karakteristik masing-masing.

Berbagai jenis coffee shop ini menurut saya terbagi dalam beberapa jenis. Diantaranya ada yang untuk nongkrong sambil mabar bersama circle-nya, ada yang instagramable, dan ada yang tempatnya nyaman buat belajar.

Untuk kafe yang banyak anak mabar biasanya kurang cocok buat kalian yang mau santai, ngobrol, maupun me time. Karena kawan-kawan yang nongkrong disana cukup ramai ketika bermain game dan bisa mengganggu kenyamanan pelanggan lain yang ingin menikmati waktunya.

Kalau kafe yang instagramable biasanya memiliki konsep yang estetik dengan tema yang bermacam-macam dan dekorasi yang minimalis serta memanjakan mata. Banyak anak muda yang datang ke kafe ini untuk mengabadikan momen dan kemudian mengunggah fotonya ke sosial media.

Dengan adanya fenomena perkopian ini banyak sawah-sawah maupun lahan kosong dijadikan sebuah kafe. Tentu hal ini bisa memberikan dampak yang positif dengan bertambahnya lapangan pekerjaan dan membuat suatu daerah bertambah value-nya.

Namun hal tersebut juga memberikan dampak negatif juga. Yaitu berkurangnya lahan pertanian, kurangnya tanah resapan hujan, dan timbulnya kemacetan ketika akhir pekan datang.

Terlepas dari segala dampak yang ada, semoga semua lapisan masyarakat bisa bekerja sama dalam memajukan industri ini dan tetap memperhatikan lingkungan Kota Malang dan sekitarnya, agar tetap terjaga keasriannya dan bisa membuat kota ini menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun