Mohon tunggu...
ilham fauzi
ilham fauzi Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar

Guru sekolah dasar, berpengalaman di dunia pendidikan dari tahun 2009.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(Mimpi) Sekolah Kreasi Sampah

18 Desember 2024   17:36 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:36 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ide awal berdirinya sekolah ini dari rasa keprihatinan saya tentang semangat ber sekolahnya murid murid saya dulu

Ada yang memang datang ke sekolah karena Diiming-imingi uang jajan ada juga yang ke sekolah karena mau bertemu dengan pujaan hatinya ataupun ada juga yang ke sekolah karena sudah dibiayai oleh orang lain tapi tetap ada siswa saya memang ke sekolah karena niatnya untuk belajar untuk menjadi lebih pintar menjadi pribadi yang lebih baik

berawal dari Empati ini bagaimana meningkatkan motivasi belajar mereka motivasi kehadiran mereka bukan hanya sekedar kedatangan saja tapi jiwa dan raga mereka memang merasa perlu untuk hadir di sekolah memperbaiki dirinya sendiri maka saya tercetuslah ide untuk membuat sekolah yang berbayar kenapa berbayar karena saya ingin memberikan bayaran juga untuk murid murid saya

jadi kehadiran mereka datang ke sekolah itu bayar dan hadiran mereka juga dibayar atau diberikan uang saku bagaimana caranya saya terpikirkan untuk mengelola sampah yang ada di sekitar karena saya melihat ketidak pedulian warga yang memang terlihat pada sampah sampah rumah tangga mereka saya melihat sudah banyak aktivis yang mengolah sampah An organik mulai dari kreasi tas dan segala macam kamu saya melihat ada potensi lain dari sampah organik bagaimana sampah ini bisa menjadi menjadi peluang bayaran sekolah murid murid saya nanti atau jalan nanti saya buat ini menjadi solusi untuk kita semua selain mengurangi sampah yang ada di sekitar kita juga mau mengurangi tingkat pengangguran ya karena memang orang yang belajar di sini itu membayar dengan sampah dan juga dibayar dari hasil sampah sampah mereka itu idenya jadi mereka datang di sini termotivasi karena mau belajar karena mereka harus bayar Dan mereka akan dapat dapat hadiah dapat penghasilan tambahan setiap bulannya dari sampah ini juga nih idenya seperti apa pertama saya ingin mengolah sampah organik yang tadi saya bilang menjadi  maggot kenapa saya memilih maggot karena dapat mengolah sampah organik lebih cepat dibandingkan yang lainnya. Sampah an-organik pun tadi saya bilang di awal sudah banyak yang mengolah An organik tapi belum banyak yang fokus organik, organik hanya sampai hanya sampai pengolahan pupuk kompos sedangkan maggot ini dari lalat BSF akan menghasilkan maggot yang menghasilkan nilai ekonomis tinggi. harapan saya dari hasil pengolahan sampah organik ini anak anak yang bayar sampah dengan bayar ke  sekolah dengan sampah organik ini dapat pendidikan juga berkontribusi mengurangi emisi gas carbon dan tumpukan sampah ke TPA. 

 proses nya karena prosesnya dari pengumpulan membuat warga mereka kalau dikumpulkan kami semangat ngepul maksudnya kami Timbang sesuai dengan sesuai dengan konsumsi maggot. kita akan harga kan karena sampah organik ini akan menjadi dikonversikan maggot menjadi pupuk.

jadi konsepnya seperti tabungan sampah tapi kami fokusnya ke organik. Siswa di sini bebas memilih peran lainnya sebagai siswa bisa menjadi guru pendamping adik adiknya ataupun bisa menjadi staf lepas dari kegiatan ini jadi kami memang memberdayakan mereka yaitu dengan softskill nya tentunya. Mereka bisa mendapat penghasilan sehingga setelah lulus dari sekolah ini mereka lebih produktif dan bisa mandiri. 

Berawal dari sampah organik mungkin ke depannya kita akan bekerjasama mengolah sampah lainnya kita mau menjadi besok sore pengelolaan sampah kita mau menjadi solusi untuk penanganan sampah masyarakat ini berawal dari temen saya dan saya melihat lingkungan yang perlu dibantu saya mau menggabungkan semua saya berharap program ini dapat berjalan sesuai yang direncanakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun