Mohon tunggu...
Ilham Fauzi
Ilham Fauzi Mohon Tunggu... Customer Service -

Orang Bogor, tertarik pemasaran dan suka penasaran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pelayanan Pembuatan KTP yang Mengecewakan

14 November 2015   17:50 Diperbarui: 14 November 2015   17:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. Anak dari orang tua WNA yang memiliki ITAP dan sudah berumur 17 tahun juga wajib memilki KTP (sumber: Wikipedia). KTP ini merupakan dasar untuk pembuatan identitas lainya seperti Passport, Surat Izin Mengemudi (SIM), Asuransi dan lain-lain. Saya berdomisili di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Adik saya sudah  berusia 17 tahun dan mendaftar untuk pembuatan KTP pada bulan Maret 2015. Adik saya diantar ibu ke Kecamatan Cigombong untuk mendaftar pembuatan KTP, prosedur nya adalah penginputan data dan pengambilan foto. Setelah verifikasi data selesai, ditanyakan berapa lama KTP nya bisa diambil,petugas Kecamatan menjawab “Kurang lebih 1-2 bulan,jika sudah jadi  nanti saya kasih tau lewat sms”. Lalu ditanya lah berapa biaya pembuatan nya, petugas Kecamatan menjawab “seikhlas nya saja berapa pun”. Lalu Ibu saya  membayar Rp 20.000. Yang saya heran, ketika Ibu saya membayar Rp 20.000,petugas pembuat KTP tersebut langsung meregister di sebuah buku. Mengapa harus di register ya ?aneh sekali.

Beberapa hari kemudian, tetangga saya (kebetulan teman sekolah adik saya) mendaftar juga untuk pembuatan KTP di Kecamatan yang sama,bedanya tetangga saya membayar Rp 50.000. 2 Bulan pun sudah berlalu,namun janji yang diucapkan petugas Kecamatan pun tidak ada ,bahkan sampai bulan Oktober 2015 (kurang lebih  8 Bulan dari pendaftaran)  tidak ada satupun info dari pihak kecamatan tentang KTP adik saya,untuk kepastian nya  Ibu dan Adik saya menanyakan langsung ke Kecamatan (sampai Bulan Oktober 2015 sudah 3 kali ke Kecamatan Cigombong). Respon dari petugas kecamatan adalah “kami tidak tahu apa-apa,kami hanya menginput data dan menerima kartu nya dari Kabupaten Bogor”.

Lalu Ibu saya diperlihatkan data KTP yang gagal dibuat dan sudah berhasil terbuat,ternyata data adik saya tidak termasuk di daftar keduanya,lalu ibu saya menanyakan” Baik nya bagaimana?apa langsung ke dinas kependudukan saja?” petugas kecamatan menjawab “iya bu begitu saja”, yang saya kecewakan adalah pertama, mengapa petugas kecamatan tidak menginformasikan bahwa KTP adik saya dalam 1-2 bulan belum jadi-jadi,apa saja kerja mereka di kecamatan? mengapa mereka tidak mengkonfirmasi ke dinas kependudukan Kabupaten Bogor selama jangka waktu 8 bulan ini tentang daftar KTP yang belum-belum selesai? Mengapa Kami yang harus datang ke Dinas Kependudukan? kenapa petugas kecamatan tidak konfirmasi via telepon terlebih dahulu ke dinas kependudukannya? mereka serasa tidak ingin dibuat repot dan acuh tak acuh terhadap hal ini.

Kedua, kembali lagi ke tetangga saya yang membayar Rp 50.000, ternyata KTP nya sudah jadi dalam 2 bulan  saja, padahal lebih dulu adik saya untuk proses pembuatan KTP nya. Ini sangat aneh ya? apa yang salah dengan pembuatan KTP ini? Saya berburuk sangka bahwa jika bayar nya semakin besar, KTPnya pun akan semakin cepat jadinya. Bagaimana kalau tidak membayar ya?mungkin bisa bertahun-tahun jadinya. Ya ini merupakan bentuk kekecewaan saya sebagai warga Negara Indonesia, dimana sistem pelayanan publik yang katanya  dirancang sudah menjadi baik malah membuat bingung  warga nya sendiri. Semoga Indonesia lebih Baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun