Menjadi Netizen Bijak dan Bertanggung Jawab

Di era digital saat ini, siapa pun yang menggunakan internet melalui media sosial disebut sebagai 'netizen' atau warganet. Menjadi pengguna internet atau netizen yang bijak dan bertanggung jawab berarti menggunakan internet khususnya media sosial dengan penuh kesadaran akan dampak dan akibat yang mungkin timbul dari tindakan kita, baik itu dampak negatif maupun positif. Misalnya ketika terjadi kerusuhan di suatu daerah, banyak informasi yang beredar di media sosial. Sebagai pengguna internet atau netizen yang bijak, kita tidak boleh terburu buru dalam membagikan informasi yang kita terima begitu saja. Informasi yang tidak diverifikasi bisa menimbulkan emosi dan bahkan tindakan kekerasan. Dikutip dari kompasina, kita juga harus kritis dalam membaca informasi yang beredar dengan cepat, dengan berhati-hati sebelum membagikan informasi yang akurat, kita membantu menjaga stabilitas dan ketenangan di masyarakat. 

Semakin berkembang pesat media sosial, maka semakin dibutuhkannya peran literasi digital. Literasi digital ini perlu digalakkan sejak awal, hal ini dilakukan guna membangun pondasi dan karakter yang kuat dalam diri kita untuk mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi akan selalu berkembang, begitu pula dengan media sosial. Diharapkan dengan literasi digital mampu membentengi masyarakat Indonesia dalam penggunaan media sosial dan perkembangan teknologi. Sumber-sumber terpercaya seperti Kominfo dan Mafindo juga memberikan panduan agar kita tidak mudah terpengaruh hoaks yang beredar.

hoaxdb.acehprov.go.id

Di tengah banyaknya informasi palsu yang beredar luas, menjadi pengguna internet atau netizen bijak berarti berusaha untuk menyebarkan informasi yang telah diverifikasi kebenarannya. Banyak dari kita sering kali menerima pesan berantai di grup keluarga, seperti berita kiamat 2024 atau berita palsu mengenai pembelian alutsista jet bekas. Sebelum membagikannya, kita bisa mencari informasi dari sumber terpercaya agar tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan bagi pengguna internet lainnya. Dengan melakukan hal ini, dikutip dari Bambang Suprianto : Strategi Peningkatan Literasi Digital Masyarakat dalam Mencegah Penyebaran Hoaks di Era Digital, kita dapat mencegah penyebaran berita hoaks yang berpotensi membahayakan orang lain. Tidak hanya informasi yang kita bagikan,  konten yang kita konsumsi di media sosial juga mempunyai dampak besar terhadap pola pikir dan tindakan kita. Saat ini ada banyak  konten yang bersifat prank atau  tidak memberikan edukasi. Sebagai konsumen yang cerdas, kita bisa memilih untuk mengikuti akun edukasi yang memberikan informasi  bermanfaat. Misalnya, akun profesional dan pendidikan yang berfokus pada sains, psikologi, public speaking dan literasi digital  sering kali menyediakan konten berkualitas tinggi yang dapat memperluas pengetahuan kita. Jika Anda memilih konten informatif, Anda tidak hanya akan menerima hiburan tetapi juga informasi yang bermanfaat.

Sebagai pengguna internet atau netizen yang baik, kita juga memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga ekosistem digital yang sehat. Ini berarti tidak menyebarkan konten yang berpotensi menimbulkan kebencian atau konflik, terutama terkait isu-isu SARA. Dengan memilih untuk menyebarkan konten yang positif, kita bisa membantu menciptakan ruang online yang lebih inklusif dan aman serta nyaman bagi semua pengguna internet. Di kutip dari Abd Rahim1, Mutiara Indah2 : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, kita juga bisa berperan aktif mengedukasi orang-orang di sekitar kita dalam mengakses infomasi yang beredar di media sosial. Misalnya, jika kamu menerima pesan hoaks di grup keluarga yang belum terverifikasi, kamu bisa mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk berhati-hati dalam membagikan informasi tersebut. Kamu bisa membagikan cara-cara sederhana untuk memeriksa fakta, seperti mencari informasi di Google atau menggali infomasi di sumber sumber yang akurat. Dengan langkah kecil ini, kita berperan dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab

Baca juga: Membedah Film Dua Garis Biru, Sebuah Potret Kehamilan di Masa Remaja