Mohon tunggu...
Muhammad IlhamFambudi
Muhammad IlhamFambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Sosiologi / Universitas Muhammadiyah Malang.

Berkreasi Tanpa Batas, Jangan membatasi diri hanya untuk mengejar image yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Perkembangan Karakter Anak

1 Juli 2021   08:20 Diperbarui: 1 Juli 2021   08:31 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lahirnya revolusi ditiap pembabakan zaman menciptakan perubahan yang cepat, seperti revolusi di sector industri. Kini dunia menghadapi masa revolusi industri 4.0 yang mana seluruh sektor profesi mengkolaborasikan teknologi otomatisasi dan teknologi siber. Pemanfaatan maksimal penggunaan internet, mesin digital, komputerisasi dan sebagainya semakin mempermudah akses komunikasi dan pekerjaan. Revolusi industri 4.0 berkarakteristik selalu mengupayakan pemanfaatan teknologi dan meminimalisir kinerja sumber daya manusia. Industri diberbagai sector pun kini memanfaatkan teknologi dalam pengerjaannya.

Temuan yang menggemparkan berkembang hari ke hari diselingi inovasi yang dimanfaatkan oleh setiap penghidupan termasuk sektor rumah tangga atau keluarga. Peran revolusi industri 4.0 terhadap sitem rumah tangga dan keluarga cukup besar. Bagaimana tidak jika setiap lini usia dan jenjang karir memanfaatkan transformasi tersebut dengan maksimal. Ambil contoh dalam sebuah sekolah dasar, guru memandu proses belajar mengajar dengan metode daring, menyampaikan materi melalui gawai kepada seluruh siswa di bawah umur. Anak-anak akan aktif menggunakan gawai dan cenderung tidak dapat mengkontrol aktivitas media sosialnya. Di sinilah peran keluarga cukup penting dalam mengawal anak.

Sistem keluarga yang kondusif dan pendidikan karakter yang tepat dapat menanamkan sifat terpuji bagi anak di tengah revolusi industri 4.0. Karakter anak yang selalu ingin tahu membuat mereka tidak memiliki kontrol yang tepat dalam menggunakan gawai. Akses internet yang sangat luas beresiko membuat anak berselancar mencari sumber informasi apapun. Bahkan kini industri porno, game, judi, atau tontonan yang tidak sesuai untuk anak di bawah umur beredar luas. Anak dapat dengan mudah mengakses fitur-fitur tersebut hanya dengan memalsukan data usia akun di internet. Maka kemudahan pembuatan akun dan penggunaan gawai memserlukan tindakan preventif khususnya oleh orang tua.

Tindakan preventif dari orang tua berkaitan dengan sosialisasi primer dari keluarga kepada anak. Terutama pada masa play stage (tahap meniru) dan game stage (tahap siap bertindak) anak perlu mendapatkan perhatian khusus karena kecenderungannya untuk meniru. Keinginan yang tinggi untuk belajar sendiri dan mandiri adalah karakteristik pada anak di tahap ini. Era revolusi industri 4.0 nampak membuat orang tua lengah dengan memberikan gawai kepada anak sebagai sarana hiburan tanpa monitoring aktivitas media sosialnya dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun