Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sebagian Fans Belum Siap Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

12 September 2024   09:21 Diperbarui: 12 September 2024   09:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya meyakini para pemain timnas Indonesia siap lolos ke Piala Dunia 2026. Siap artinya mereka siap untuk bertarung dan berusaha lolos ke Piala Dunia 2026. Jika pun akhirnya lolos ke Piala Dunia 2026, secara mental mereka sudah siap. Mereka sudah paham apa yang harus dilakukan pemain sepak bola level tinggi.

Sebagian fans juga sudah siap Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Siap karena sudah paham bahwa tugas fans atau suporter adalah mendukung. Paham bahwa dalam mendukung harus dalam batas tertentu yang wajar.

Cuma sebagian fans yang lain, entah berapa persen, sepertinya memang tak siap Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Mereka adalah fans yang tak paham bahwa bagian dari olahraga saat ini adalah respek atau saling menghormati.

Sebagian fans tak siap dengan itu. Mereka tidak menghormati tetangga. Mereka meledek ajang Piala Merdeka yang dibuat Malaysia. Merendahkan Malaysia yang gagal lolos ke ronde tiga.

Tidak hanya merendahkan Malaysia, tapi juga merendahkan AFF. Mereka seperti lupa bahwa secara kodrat, Indonesia adalah bagian dari AFF.

Memutuskan untuk tidak memainkan pemain inti di AFF adalah kebijakan. Tapi bukan berarti sebagian fans merendahkan AFF. Biasa saja kenapa sih.

Ada yang merasa bahwa kelas Indonesia sudah Piala Dunia. Hahaha. Lolos saja belum sudah bilang kelas Indonesia Piala Dunia sembari merendahkan negara di ASEAN.

Respek itu penting. Karena itulah yang diajarkan dalam sepak bola modern. Tengok saja banyak pemain dunia atau pelatih dunia. Mereka tidak pernah merendahkan lawan. Sejelek apapun kualitas lawan, mereka akan mengatakan bahwa lawan harus diwaspadai. Mereka tahu bahwa untuk menjadi nomor 1 dunia harus tidak takabur.

Tengoklah, beberapa pelatih yang gagal di timnas atau di klub. Ketika si pelatih dipecat, maka si klub akan memberikan nuansa positif. Seperti, "terima kasih sudah bersama dan semoga sukses di tempat lain," begitu kira-kira ucapannya. Tak ada caci maki pada pelatih yang gagal. Semua sudah dalam satu koridor, yakni respek, menghormati.

Bukan hanya soal respek pada tetangga, tapi juga memperlakukan lawan dengan baik. Memperlakukan pemain dengan baik. Dikira pemain adalah selebritas yang harus selalu diburu sampai toilet. Fans kok seperti itu. Pemain kan perlu istirahat, perlu buang air kecil. Kalau mau buang air kecil dikerubuti, nanti ngompol.

Bukan Kali Pertama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun